Pentagon Dilaporkan Siap Publikasikan Bukti Ancaman dari Iran

Jum'at, 17 Mei 2019 - 20:56 WIB
Pentagon Dilaporkan Siap Publikasikan Bukti Ancaman dari Iran
Pentagon Dilaporkan Siap Publikasikan Bukti Ancaman dari Iran
A A A
WASHINGTON - Pentagon bersama Badan Intelijen Pertahanan akan mendeklasifikasikan dan merilis foto untuk mendukung klaim pemerintahan Trump mengenai ancaman yang semakin meningkat dari Iran. Bukti itu termasuk dua kapal layar tradisional yang membawa rudal serangan darat. Hal itu diungkapkan oleh empat pejabat pertahanan.

Menurut salah satu pejabat pertahanan bukti tersebut dapat dirili dalam satu hari, karena Gedung Putih mengakui perlu mengungkapkan lebih banyak dokumentasi kepada sekutu AS, anggota parlemen dan publik yang skeptis.

Bukti ini termasuk gambar dari dua kapal tradisional yang bergerak lambat. Diyakini oleh analis AS kapal itu membawa rudal jelajah yang dirancang untuk menyerang target di darat dan akan ditembakkan langsung dari kapal dari pada dikirim ke lokasi lain.

Kapal-kapal itu dapat dengan mudah disamarkan di antara banyak kapal yang transit di Teluk Persia dalam perdagangan rutin. Pasalnya, kapal tersebut tidak seperti kapal cepat Korps Garda Revolusi Iran yang telah lama digunakan untuk mengintimidasi awak kapal minyak dari negara lain dan kadang-kadang melecehkan kapal-kapal Amerika di Teluk Persia.

Salah satu pejabat mengatakan kedua kapal itu termasuk di antara aliran ancaman dari Iran yang dideteksi AS dalam dua minggu sejak Jenderal Kenneth McKenzie, kepala Komando Sentral AS, memperingatkan Pejabat Sekretaris Pertahanan Patrick Shanahan.

Militer Iran juga terlihat melakukan pergerakan yang lebih dari biasanya di sekitar wilayah negara itu.

Seorang pejabat lain mengatakan bahwa potensi ancaman Iran juga termasuk memindahkan rudal darat ke posisi untuk menembaki pasukan AS di Irak, dengan drone melihat target atau menyerang juga.

Pejabat pertahanan lain mengatakan bahwa jika gambar-gambar itu diungkapkan, mereka harus disertai oleh narasi yang koheren dan tidak terklasifikasi yang menempatkannya dalam konteks sehingga AS tidak digambarkan sebagai bereaksi berlebihan.

Namun ada kekhawatiran tentang pengungkapan metode dan kecakapan pengumpulan data intelijen AS. Anggota Kongres AS telah mengajukan klim data intelijen AS palsu bahwa Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal sebelum invasi ke Irak pada tahun 2003 lalu.

Ini menambah tekanan untuk menghasilkan bukti untuk mendukung pernyataan bahwa intelijen rahasia menunjukkan peningkatan bahaya dari Iran dan pasukan proksinya di Timur Tengah.

Ketua DPR Nancy Pelosi memperingatkan pemerintah agar tidak mengambil tindakan militer di Iran tanpa izin dari Kongres.

"Tanggung jawab dalam Konstitusi adalah agar Kongres mendeklarasikan perang," katanya kepada wartawan.

"Jadi saya berharap penasihat presiden mengakui bahwa tidak ada wewenang untuk bergerak dengan cara apa pun," imbuhnya seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (17/5/2019).

Meski begitu, patut diketahui bahwa Armada ke-5 AS telah menerbangkan pesawat pengintai P-8 Poseidon di wilayah tersebut sejak 2016, dengan misi yang mencakup Selat Hormuz, Teluk Oman dan Laut Merah dan Laut Arab.

AS telah mengirimkan kelompok tempur laut USS Abraham Lincoln dan satu skuadron pembom B-52 ke kawasan itu, sebagai tanggapan atas ancaman yang dirasakan meningkat.

Washington juga menyetujui penyebaran tambahan sistem pertahanan rudal Patriot dan kapal perang amfibi USS Arlington ke wilayah tersebut.

Menanggapai manuver yang dilakukan AS, Iran pun berulang kali menyatakan kesiapannya untuk membalas jika terjadi konflik militer.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3568 seconds (0.1#10.140)