Interpol Turun Tangan Selidiki Tragedi Bom Sri Lanka

Selasa, 23 April 2019 - 07:39 WIB
Interpol Turun Tangan Selidiki Tragedi Bom Sri Lanka
Interpol Turun Tangan Selidiki Tragedi Bom Sri Lanka
A A A
LYON - Organisasi Polisi Kriminalitas Internasional atau Interpol mengirimkan tim penyelidik ke Sri Lanka untuk membantu pemerintah setempat setelah serangkaian ledakan bom menewaskan 290 orang di negara itu. Tim yang dikirim termasuk para ahli dalam identifikasi korban.

Otoritas keamanan Sri Lanka pada hari Senin mengatakan pihaknya meyakini kelompok ekstremis Islam lokal bernama National Thowheeth Jama'ath (NTJ) berada di balik serangan mengerikan itu. Otoritas tersebut juga akan melihat apakah kelompok NTJ mendapat dukungan jaringan teroris internasional atau tidak.

Interpol mengatakan pihaknya mengerahkan Tim Tanggap Insiden (IRT) atas permintaan otoritas Sri Lanka, termasuk spesialis dengan keahlian dalam pemeriksaan tempat kejadian perkara (TKP), bahan peledak, kontra-teror dan identifikasi korban.

"Jika diperlukan, ahli tambahan dalam forensik digital, biometrik, serta analisis foto dan video juga akan ditambahkan ke tim di lapangan," kata pihak organisasi itu, seperti dikutip AFP, Selasa (23/4/2019).

Sekretaris Jenderal Interpol Juergen Stock mengatakan organisasi yang dia pimpin akan terus memberikan dukungan apa pun yang diperlukan pemerintah Sri Lanka.

"Informasi untuk membantu mengidentifikasi orang-orang yang terkait dengan serangan-serangan ini dapat datang dari mana saja di dunia, yang mana jaringan global dan basis data Interpol dapat terbukti vital, terutama bagi para petugas di lapangan," katanya.

Korban tewas dari serangan hari Minggu meningkat secara dramatis pada hari Senin menjadi 290 orang, termasuk puluhan warga asing. Tragedi rentetan bom itu tercatat sebagai serangan terburuk di negara itu selama lebih dari satu dekade.

Setidaknya delapan bom mengguncang tiga gereja, empat hotel mewah dan sebuah rumah di Kolombo dan sekitarnya. Selain 290 orang tewas, lebih dari 500 orang lainnya terluka.

Belum ada pihak atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas tragedi pemboman tersebut. Namun, ada kejanggalan dalam insiden mengerikan ini. Kejanggalan itu adalah adanya pengabaian otoritas keamanan untuk bertindak meski sepuluh hari sebelum kejadian intelijen Sri Lanka sudah mengirim surat peringatan soal kemungkinan adanya serangan teroris.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4413 seconds (0.1#10.140)