UPDATE-Korban Tewas Tragedi Bom Sri Lanka Tembus 290 Orang

Senin, 22 April 2019 - 10:37 WIB
UPDATE-Korban Tewas Tragedi Bom Sri Lanka Tembus 290 Orang
UPDATE-Korban Tewas Tragedi Bom Sri Lanka Tembus 290 Orang
A A A
KOLOMBO - Jumlah korban tewas dalam serangkan ledakan bom di Sri Lanka pada hari Minggu kemarin meningkat pesat. Data pada hari Senin (22/4/2019), jumlah korban meninggal sudah mencapai 290 orang.

Angka terbaru ini telah dikonfirmasi kepolisian Sri Lanka. Pemerintah, seperti dikutip BBC, berencana untuk mengadakan pertemuan dewan keamanan untuk menilai tingkat ancaman di negara itu.

Selain korban meninggal tercatat 290 orang, sekitar 500 orang lainnya menderita luka-luka.

Seperti diberitakan sebelumnya, delapan bom meledak dalam serangan terkoordinasi yang menghantam tiga gereja, empat hotel dan sebuah rumah di Sri Lanka. Serangan terhadap tiga gereja terjadi saat para jemaat menjalankan ibadah Paskah.

Tiga gereja berada berada di antara target delapan bom. Ketiganya adalah Kuil Santo Anthony di distrik Kochchikade di Kolombo, Gereja Santo Sebastian di Negombo dan Gereja Sion di kota Batticaloa.

Lima lokasi ledakan lainnya adalah Hotel Cinnamon Grand, Shangri-La, Kingsbury, serta sebuah hotel di dekat Kebun Binatang Nasional. Bom kedelapan meledak di sebuah rumah selama operasi keamanan berlangsung.

Menteri Telekomunikasi Harin Fernando merilis surat peringatan intelijen Sri Lanka yang sudah memperingatkan kemungkinan adanya serangan teroris sepuluh hari sebelum delapan bom mengguncang negara itu. Menteri itu mempertanyakan mengapa otoritas keamanan mengabaikan peringatan tersebut.

Surat peringatan dari intelijen dikirim sejak 11 April. Dalam suratnya, intelijen Sri Lanka mengeluarkan peringatan nasional tentang kemungkinan serangan bom bunuh diri yang direncanakan terhadap Gereja Katolik dan Komisi Tinggi India di Kolombo. Menurut surat tersebut, serangan teroris kemungkinan akan dilancarkan organisasi Islam garis keras bernama National Thowheed Jamath.

"Beberapa petugas intelijen mengetahui kejadian ini. Karena itu ada penundaan dalam tindakan. Apa yang ayah saya dengar juga dari seorang perwira intelijen. Tindakan serius perlu diambil mengapa peringatan ini diabaikan. Saya berada di Badulla tadi malam," tulis Fernando di akun Twitter-nya, @fernandoharin yang dikutip Senin (22/4/2019).

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengakui adanya peringatan intelijen tersebut. "Kita juga harus melihat mengapa tindakan pencegahan yang memadai tidak dilakukan," katanya.

Polisi mengatakan 13 tersangka telah ditangkap sehubungan dengan rentetan pemboman tersebut. Menurut Wickremesinghe para tersangka adalah warga lokal. "Tetapi para penyelidik akan memeriksa apakah para penyerang memiliki hubungan di luar negeri," katanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4610 seconds (0.1#10.140)