Korban Novichok kepada Dubes Rusia: Apakah Anda Membunuh Pacar Saya?

Minggu, 07 April 2019 - 15:45 WIB
Korban Novichok kepada Dubes Rusia: Apakah Anda Membunuh Pacar Saya?
Korban Novichok kepada Dubes Rusia: Apakah Anda Membunuh Pacar Saya?
A A A
LONDON - Korban racun saraf Novichok, Charlie Rowley, berkesempatan bertemu dengan Duta Besar Rusia untuk Inggris Alexander Yakovenko. Pertemuan selama 90 menit di Kedutaan Besar Rusia itu terjadi setelah Yakovenko setuju untuk menjawab pertanyaan Charlie atas kematian kekasihnya Dawn Sturgess (44).

"Aku pergi untuk bertanya kepada mereka,'Mengapa negaramu membunuh pacarku? Tapi aku benar-benar tidak mendapatkan jawaban," ujar Rowley.

Dikatakan oleh Rowley, ia diberitahu oleh Yakovenko bahwa bukan Rusia dibalik serangan Novichok di Salisbury. Yakovenko mengatakan, racun Novichok dapat membunuh semua orang.

"Saya menyukai duta besar, tetapi saya pikir sebagian dari apa yang dia katakan berusaha membenarkan Rusia tidak bertanggung jawab adalah konyol," tuturnya.

"Saya senang bertemu dengannya dan merasa saya mengetahui beberapa hal yang tidak saya ketahui sebelumnya. Tapi saya masih berpikir Rusia melakukan serangan itu," imbuhnya.

“Duta Besar terus mengatakan zat itu jelas bukan Novichok yang mereka buat karena jika itu (Novichok) maka akan membunuh semua orang," tukasnya seperti dikutip dari Sunday Mirror, Minggu (7/4/2019).

Rowley mengatakan, menurut Yakovenko, Rusia hanya memiliki sedikit Novichok karena mereka menggunakannya sebagai penawar racun dan tidak memproduksinya lagi.

"Dia (Yakovenko) mengatakan satu-satunya negara yang memproduksinya sekarang adalah Republik Ceko dan Amerika," ujarnya.

"Saya bertanya apakah ia benar-benar berpikir Inggris telah melakukan serangan itu? Ia bilang tidak tahu karena Pemerintah Inggris tidak akan memberitahunya apa pun, tetapi Amerika tempat yang menurutnya asal dari Novichok," sambungnya.

"Ia mengatakan Porton Down (pangkalan pengujian militer Inggris) juga memilikinya," tuturnya.

Sementara itu Yakovenko merasa senang dengan pertemuan itu. Ia pun menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh Rowley sebaik mungkin.

“Satu-satunya kesulitan saya adalah hasil penyelidikan karena Pemerintah Inggris tidak akan menjawab pertanyaan kami," ungkapnya.

“Kami berada di halaman yang sama, bahwa laporan investigasi perlu dipublikasikan. Ini penting untuk Rusia, tetapi juga untuk Charlie Rowley," sambungnya.

“Saya telah banyak melihat orang normal yang benar-benar menderita dan yang menderita tragedi dalam hidupnya. Jika dia memintanya saya akan memberinya dukungan," tukasnya.

Dalam pertemuan tersebut, Yakovenko menyerahkan Charlie sebuah dokumen setebal 51 halaman berjudul Salisbury: Pertanyaan yang Belum Dijawab.

Dokumen itu menuduh Inggris gagal memberikan informasi dan mengutip dugaan ketidakakuratan dan ketidakkonsistenan peristiwa versi Pemerintah Inggris.

Dokumen itu juga mengucapkan belasungkawa yang tulus atas kematian tragis Dawn Sturgess, yang telah menjadi korban tidak bersalah dari permainan politik.

Rowley dan kekasihnya Dawn Sturgess terpapar racun Novichok yang disimpan di dalam botol parfum pada 4 Juli 2018. Sturgess meniggal tujuh hari kemudian, sementara Rowley berhasil selamat setelah 10 hari dalam keadaan koma.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4197 seconds (0.1#10.140)