Bekas Presiden Ini Curi Uang Negara Rp5,1 Triliun untuk Hidup Mewah

Sabtu, 30 Maret 2019 - 13:36 WIB
Bekas Presiden Ini Curi Uang Negara Rp5,1 Triliun untuk Hidup Mewah
Bekas Presiden Ini Curi Uang Negara Rp5,1 Triliun untuk Hidup Mewah
A A A
BANJUL - Bekas Presiden Gambia, Yahya Jammeh, mencuri setidaknya USD362 juta atau lebih dari Rp5,1 triliun dari negara selama 22 tahun pemerintahannya. Demikian disampaikan Menteri Kehakiman negara itu, Abubacarr Tambadou.

Data itu berdasarkan hasil penyelidikan yang telah berlangsung hampir dua tahun. Menurut Tambadou, uang negara yang dicuri digunakan Jammeh untuk hidup mewah.

Jammeh, yang merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 1994, melarikan diri dari Gambia pada tahun 2017 untuk diasingkan di Guinea Ekuatorial. Dia meninggalkan negaranya ketika pasukan regional Afrika mendekati Ibu Kota Gambia, Banjul, untuk menegakkan hasil pemilu yang dimenangkan presiden saat ini, Adama Barrow.

Berbicara kepada wartawan pada hari Jumat, Tambadou memberikan ringkasan laporan yang disusun oleh komisi penyelidikan. Laporan, yang belum dipublikasikan, didasarkan pada wawancara dengan 253 saksi.

"Ini adalah jumlah uang yang mengejutkan yang dapat memiliki dampak signifikan pada kehidupan orang-orang biasa di negara ini," kata Tambadou.

"Alih-alih, itu adalah uang yang digunakan untuk memuaskan gaya hidup yang mewah dan khayalan dari seorang megalomaniak yang egois, tindakan yang baik budi maupun penjahat," ujarnya, seperti dikutip Al Jazeera, Sabtu (30/3/2019).

Jammeh belum mengomentari tuduhan dari markasnya di Guinea Ekuatorial, tetapi para pendukungnya di Gambia telah menolak penyelidikan tentang dia yang dianggap sebagai "perburuan penyihir".

Menurut Tambadou, penyelidikan menetapkan bahwa Jammeh mengklaim kepemilikan atas 281 properti di negara itu, serta aset di luar negeri, termasuk tempat tinggal di Amerika Serikat. Selain itu juga ditemukan aset mantan pemimpin tersebut di desa Kanilai yang bernilai USD28,2 juta.

Otoritas baru Gambia percaya Jammeh membawa banyak mobil dan barang-barang berharga bersamanya, setelah periode pemerintahan yang ditandai dengan pembunuhan di luar hukum, penyiksaan dan penghilangan paksa, serta pencurian aset negara.

Otoritas Gambia sebelumnya mengatakan bahwa uang negara dicuri dengan membuat rekening atau akun palsu di bank sentral.

Tambadou mengatakan pemerintah baru sedang bekerja untuk memulihkan uang negara yang telah dicuri.

Presiden baru Gambia, Adama Barrow, telah berjanji untuk "berdiri teguh" dalam mengimplementasikan rekomendasi laporan penyelidikan tanpa rasa takut.

Sejauh ini, pemerintah Barrow telah menjual beberapa barang yang ditinggalkan Jammeh, termasuk pesawat dan Rolls-Royce yang dihiasi namanya di sandaran kepala.

Sebuah laporan awal minggu ini dari Organised Criming and Corruption Reporting Project (OCCRP), sebuah outlet pelaporan investigasi nirlaba, mengatakan bahwa Jammeh dan rekan-rekannya menjarah atau menyalahgunakan setidaknya USD975 juta uang negara.

Laporan itu mengatakan bahwa pernyataan bank, kontrak, korespondensi pemerintah dan laporan internal menunjukkan jaringan penipuan yang jauh melebihi angka yang ditawarkan oleh otoritas Gambia.

Sementara itu, Gambia yang menghadapi beban utang hingga 130 persen dari nilai produk domestik bruto tahun lalu membuat IMF memperingatkan negara itu terhadap segala pinjaman baru.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4752 seconds (0.1#10.140)