Maduro Tuding AS Danai 'Komplotan' Tentara Bayaran

Minggu, 24 Maret 2019 - 09:36 WIB
Maduro Tuding AS Danai \Komplotan\ Tentara Bayaran
Maduro Tuding AS Danai 'Komplotan' Tentara Bayaran
A A A
CARACAS - Presiden Nicolas Maduro menuduh Amerika Serikat (AS) menggunakan dana beku Venezuela guna membiayai tentara bayaran untuk membunuhnya dalam sebuah "plot" yang katanya diarahkan oleh pemimpin oposisi Juan Guaido.

"Kami telah membongkar rencana yang diorganisir secara pribadi oleh boneka jahat untuk membunuh saya," kata Maduro kepada ribuan pendukungnya di Caracas, merujuk pada Guaido, yang diakui sebagai presiden sementara oleh lebih dari 50 negara seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (24/3/2019).

Lebih jauh Maduro menuduh Kolombia, negara tetangga Venezuela yang berpihak pada AS, juga terlibat. Maduro mengatakan bahwa seorang kepala paramiliter Kolombia yang tidak dikenal telah ditangkap di negara itu dan memberikan kesaksian.

Pemerintah Maduro memberikan rincian dugaan plot pembunuhan itu di televisi negara, dengan Menteri Informasi Jorge Rodriguez mengatakan pembunuh bayaran dari El Salvador, Guatemala dan Honduras telah direkrut menggunakan sejumlah besar uang dan dikirim ke Kolombia sebelum misi pembunuhan dan sabotase ke Venezuela untuk dilaksanakan.

Rodriguez menuduh kepala staf Guaido, Roberto Marrero, menerima uang dari Amerika Serikat dan menjadi penyelenggara utama dari operasi yang dituduhkan.

Marrero, seorang pengacara berusia 49 tahun, ditangkap pada hari Kamis di rumahnya di Caracas. Tindakan ini memicu protes dan menuntutnya segera dibebaskan oleh AS, Uni Eropa dan negara-negara Amerika Latin utama yang mengakui Guaido sebagai presiden sementara Venezuela.

Dia berteriak kepada seorang tetangga, seorang anggota parlemen oposisi, bahwa petugas intelijen SEBIN yang menangkapnya telah menanam dua senapan serbu dan sebuah granat di rumahnya.

Baca Juga: Intelijen Venezuela Tangkap Pembantu Guaido

Beberapa jam kemudian, pemerintah Maduro menunjukkan foto-foto senjata yang katanya ditemukan dan diduga Marrero adalah bagian dari "sel teroris."

Baca Juga: Bagian Sel Teroris, Pembantu Guaido Dicokok Intelijen Venezuela

Rodriguez kemudian memperlihatkan rekaman yang dikatakannya berasal dari percakapan WhatsApp antara Marrero dan Guaido di mana ia mengatakan mereka berdiskusi menggunakan dana Venezuela yang diblokir oleh sanksi AS untuk membiayai kelompok-kelompok bersenjata dengan dukungan dari Presiden Kolombia Ivan Duque.

Tuduhan itu diulangi tak lama kemudian oleh Maduro ketika ia berbicara kepada ribuan pendukungnya di Ibu Kota. Menurut pemerintahannya, Amerika Serikat telah menyita USD30 miliar aset Venezuela, termasuk uang di rekening bank.

Rodriguez menuduh dana dalam rekening di Bank of America dan Banesco Panama digunakan dalam plot tersebut.

Guaido, ketua parlemen yang dikuasai oposisi, telah meminta masyarakat internasional untuk terus menekan pemerintah Maduro.

AS telah meningkatkan putaran sanksi terhadap Venezuela, menangguhkan visa bagi 300 warga Venezuela yang dianggap dekat dengan rezim dan menyulitkan perusahaan minyak milik negara, PDVSA, untuk mengoperasikan atau mengamankan kredit di pasar.

Pada 28 April, sanksi akan meningkat ke tingkat lain dengan embargo ekspor minyak mentah.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah berulang kali memperingatkan Maduro untuk tidak menangkap atau mengintimidasi Guaido atau para pembantunya, atau menghadapi akan konsekuensi yang tidak ditentukan.

Trump telah menegaskan kembali bahwa "semua opsi" - secara implisit termasuk aksi militer - ada di meja untuk urusan yang berhubungan dengan Venezuela.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3656 seconds (0.1#10.140)