Senator Fraser Anning Tolak Minta Maaf atas Komentar Anti-Muslim

Senin, 18 Maret 2019 - 17:39 WIB
Senator Fraser Anning Tolak Minta Maaf atas Komentar Anti-Muslim
Senator Fraser Anning Tolak Minta Maaf atas Komentar Anti-Muslim
A A A
MELBOURNE - Fraser Anning, Senator Queensland, Australia, menolak meminta maaf atas komentarnya yang menyalahkan imigran Muslim atas serangan teroris di dua masjid kota Christchurch, Selandia Baru. Dia menegaskan kembali pandangan anti-imigrasi yang ekstrem.

Senator tersebut juga membela diri atas tindakannya menampar remaja laki-laki berusia 17 tahun yang mengepruk kepalanya dengan telur mentah. Remaja bernama William Connolly yang kini dikenal dengan julukan "Egg Boy" tersebut terkenal di seluruh dunia setelah aksinya menimpuk telur ke kepala senator rasis itu viral.

Dalam sebuah konferensi pers, mantan senator Partai One Nation itu mengutip pernyataan Nazi, yang dia sebut berulang kali menyerukan larangan imigrasi Muslim. Dia membandingkan tindakan "Egg Boy" dengan hasutan untuk berperang.

Anning telah menuai kecaman dari lintas politik setelah mengeluarkan pernyataan dalam beberapa jam setelah serangan teroris di dua masjid di Christchurch. Dia mengaitkan serangan itu dengan migrasi Muslim dan kebijakan imigrasi pemerintah Selandia Baru.

Serangan teroris yang dilakukan Brenton Tarrant, 28, asal Australia itu menewaskan 50 orang dan menyebabkan puluhan lainnya terluka.

Menurut Anning, remaja yang menimpuknya dengan telur mentah layak untuk ditampar."Dia mendapatkan tamparan di wajahnya, yang seharusnya diberikan ibunya sejak lama, karena dia telah berperilaku buruk," kata Anning, dikutip ABC.net.au, Senin (18/3/2019).

"Ketika seseorang menimpuk Anda di bagian belakang kepala, Anda bereaksi dan membela diri," ujarnya.

"Itu selama bertahun-tahun yang telah dilakukan orang Australia. Untungnya mereka melakukan itu di parit perlindungan dan kalau tidak kita semua akan berbicara bahasa Jerman sekarang," katanya.

Komentar anti-Muslim Senator Anning pada hari Jumat pekan lalu telah mendorong petisi publik yang menyerukan agar dia dipecat dari parlemen. Sejauh ini, petisi itu telah ditandatangani lebih dari satu juta orang.

"Semua orang berhak atas pendapat mereka," katanya. "Satu juta orang dari Australia, saya tidak yakin mereka semua berasal dari Australia, tetapi ya, sejuta orang telah menandatangani petisi, namun cukup banyak orang mengatakan kepada kami bahwa mereka senang saya tinggal di tempat saya berada," kata Anning.

Dia menolak untuk mengatakan berapa banyak orang yang menawarkan dukungan padanya. Dia hanya berujar, "cukup banyak".

Pemerintah dan dan kubu oposisi Australia berencana bergabung untuk mengecam Anning ketika parlemen bersidang bulan depan.

Parlemen dulu bisa mengusir anggotanya, tetapi dengan aturan seperti saat ini tidak banyak yang bisa dilakukan Parlemen terhadap Fraser Anning.

Pemimpin Partai One Nation, Pauline Hanson, telah mengesampingkan pilihan untuk mendukung gerakan kecaman terhadap Anning. Senator Anning terpilih melalui Partai One Nation, tetapi mengundurkan diri dari partai itu beberapa jam setelah dilantik.

Dia kemudian bergabung dengan Katter's Australian Party (Partai Australia Katter) tetapi dikeluarkan dari partai karena pandangannya tentang ras dan imigrasi.

"Saya harap itu tidak terlalu menyakitkan," kata Senator Anning tentang banyaknya kecaman terhadapnya. "Apakah (Perdana Menteri Scott) Morrison akan memberi saya cambuk dengan saputangan renda-nya?," ujar dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4892 seconds (0.1#10.140)