Ibu dari Pengantin ISIS Shamima Begum Mohon Ampun pada Inggris

Selasa, 12 Maret 2019 - 09:22 WIB
Ibu dari Pengantin ISIS Shamima Begum Mohon Ampun pada Inggris
Ibu dari Pengantin ISIS Shamima Begum Mohon Ampun pada Inggris
A A A
LONDON - Ibu dari Shamima Begum, remaja London yang melarikan diri untuk bergabung dengan ISIS di Suriah, mendesak pemerintah Inggris untuk mengembalikan status kewarganegaraan putrinya. Sang ibu bahkan memohon pemerintah mengampuni Shamima.

Permohonan ampun itu disampaikan setelah Shamima kehilangan anak ketiganya. Di usianya yang baru 19 tahun, dia sudah menikah dengan militan Islamic State (ISIS) asal Belanda. Shamima sudah melahirkan tiga anak dan semuanya meninggal, termasuk anak ketiga yang masih bayi.

Seorang pengacara yang mewakili keluarga Shamima Begum menulis surat kepada Menteri Dalam Negeri Sajid Javid. Dalam suratnya, keluarga tersebut memohon agar Javid membatalkan keputusan mencabut kewarganegaraan Shamima pada 19 Februari. Keluarga berharap Javid mengabulkan permohonan itu sebagai "tindakan belas kasihan".

Shamima Begum, yang sekarang berusia 19 tahun, telah meminta untuk pulang ke Inggris setelah melahirkan seorang bayi lelaki bulan lalu di sebuah kamp pengungsi di timur laut Suriah. Namun, London menolaknya. Bayi berusia tiga minggu yang diberi nama Jarrah telah meninggal karena pneumonia.

Shamima sebelumnya mengatakan kepada media Inggris bahwa dua anaknya yang lain sudah meninggal saat masih bayi di Suriah.

Nasib Shamima telah memicu perdebatan sengit di Inggris, yang seperti negara-negara lain menghadapi dilema tentang apakah akan membiarkan teroris dan simpatisan ISIS pulang untuk menghadapi penuntutan, atau mencegah mereka kembali ke negara asalnya.

Shamima berusia 15 tahun ketika dia meninggalkan London timur ke Suriah dengan dua siswi lainnya pada tahun 2015. Dia ditemukan oleh wartawan di sebuah kamp pengungsi setelah melarikan diri dari pertempuran antara kelompok teroris dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika Serikat (AS).

Dia menikah dengan militan ISIS asal Belanda bernama Yago Riedijk, 27, yang sekarang ditahan di pusat penahanan yang dikelola oleh pasukan Kurdi di timur laut Suriah.

"Ibu Begum mohon dipertimbangkan ulang, sebagai tindakan belas kasihan, setelah kematian Jarrah," bunyi surat dari firma hukum Farooq Bajwa and Co, yang ditujukan kepada Menteri Javid.

"Sangat tidak mungkin Shamima dalam keadaan fit untuk membuat keputusan rasional," lanjut surat tersebut.

Surat itu mengatakan pihak keluarga belum dapat menghubungi Shamima Begum secara langsung. Permintaan bantuan kepada pemerintah Inggris untuk menghubungi Shamima juga ditolak secara tertulis pada 5 Maret.

"Ada kekhawatiran akan kesehatan dan keselamatan Shamima, dan masalah ini mendesak," lanjut surat tersebut, yang meminta tanggapan dari Menteri Javid dalam waktu 24 jam.

Surat itu di-posting di Twitter oleh pengacara Tasnime Akunjee.

Setelah kematian bayi yang dilahirkan Shamima, Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt mengatakan para pejabat sedang bekerja tentang bagaimana menyelamatkan anak-anak Inggris yang lahir dari pelarian ISIS.

"Kematian anak ketiga (Shamima) Begum adalah situasi yang sangat menyedihkan, tetapi terlalu berbahaya untuk mengirim pejabat ke zona perang," kata Hunt, dikutip The Independent, Selasa (12/3/2019).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3391 seconds (0.1#10.140)