Catut Kitab Suci, Istri Militan ISIS Bolehkan Wanita Yazidi Diperkosa

Senin, 11 Maret 2019 - 14:54 WIB
Catut Kitab Suci, Istri Militan ISIS Bolehkan Wanita Yazidi Diperkosa
Catut Kitab Suci, Istri Militan ISIS Bolehkan Wanita Yazidi Diperkosa
A A A
BAGHUZ - Seorang istri militan ISIS membolehkan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap wanita Yazidi dengan asalan mereka adalah tahanan perang. Istri militan itu bahkan mencatut kitab suci Alquran untuk membenarkan argumennya.

Istri militan itu berbicara dalam sebuah rekaman video tanpa menyebutkan identitasnya. Dia berbicara dalam bahasa Inggris kepada seorang wanita lain yang bertanya tentang dasar penganiayaan terhadap tawanan Yazidi.

Dia mengatakan para tahanan perang adalah "properti" milik para petempur Islamic State atau ISIS. Dalam rekaman video ponsel itu, dia mengklaim Alquran mengizinkan penyalahgunaan tahanan. "Itu bukan pemerkosaan dalam Islam, karena mereka adalah milik Anda," katanya dengan mengenakan niqab hitam dan kacamata.

Setelah didesak oleh wanita yang bertanya tentang dalil Alquran tentang masalah itu, istri militan ISIS itu mengakui bahwa dia belum membaca ayat kitab suci tersebut. Dia bahkan mengaku tidak tahu banyak tentang kitab suci umat Islam.

Rekaman video itu dibuat di sebuah kamp pengungsi di Suriah utara ketika Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didudukung Amerika Serikat ingin menghancurkan ISIS di kantong terakhirnya, di Baghuz, Suriah.

"Mereka adalah tawanan perang, dan mereka menjadi budak, itu ada dalam Alquran," kata istri militan ISIS tersebut.

"Mereka adalah properti, jadi dalam Islam Anda diperbolehkan menggunakannya, bukan pemerkosaan dalam Islam. Karena mereka adalah properti Anda, mereka adalah budak Anda," paparnya, dikutip Daily Mirror, Minggu (10/3/2019) malam.

"Jika itu ada di dalam Alquran, maka siapakah saya yang mempertanyakannya?," ujarnya.

Ketika diminta untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang dalil yang membenarkan klaimnya, dia berkata sambil tertawa; "Saya tidak tahu banyak tentang Alquran."

Banyak cendekiawan Muslim menentang keras penafsiran Alquran tentang hal itu. Mereka menjelaskan bahwa para tahanan harus diperlakukan dengan hormat, termasuk diberi makan.

Yazidi adalah sekte keagamaan yang keyakinannya menggabungkan unsur-unsur dari beberapa agama kuno Timur Tengah. Kelompok ISIS menganggap komunitas Yazidi sebagai penyembah setan dan serangannya terhadap kelompok itu dikutuk PBB sebagai tindakan genosida.

"Mereka mengambil perempuan, melecehkan dan membunuh mereka," kata seorang tawanan ISIS yang sudah dibebaskan.

"Seorang wanita dialihkan dari satu pria ke pria lain kecuali jika itu kepada seorang yang memiliki sedikit belas kasihan. Jika dia dalam kondisi baik, dia akan melanjutkan (perlawanan). Jika tidak, dia akan menikah untuk menghindari pelecehan," ujar mantan tawanan tersebut yang menolak diungkap identitasnya.

Sekitar 20.000 petempur ISIS dan anggota keluarganya telah keluar dari Baghuz, Suriah, sejauh ini.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4233 seconds (0.1#10.140)