Prihatin dengan Sikap Israel, Afsel Akan Turunkan Status Kedutaannya

Sabtu, 09 Maret 2019 - 11:41 WIB
Prihatin dengan Sikap Israel, Afsel Akan Turunkan Status Kedutaannya
Prihatin dengan Sikap Israel, Afsel Akan Turunkan Status Kedutaannya
A A A
PRETORIA - Presiden Afrika Selatan (Afsel) mengumumkan bahwa ia tetap berkomitmen untuk menurunkan status kedutaan besarnya di Tel Aviv. Itu dilakukan sebagai bentuk prihatin atas perlakuan Israel terhadap Palestina dan kurangnya kemauan untuk menegosiasikan solusi dua negara.

"Kami jelas tentang dukungan kami untuk pencapaian negara Palestina, di samping hak negara Israel untuk hidup dalam damai dan keamanan dengan tetangga-tetangganya," kata Cyril Ramaphosa kepada parlemen minggu ini seperti dikutip dari RT, Sabtu (9/3/2019).

Ia mendesak pemerintah untuk menerapkan resolusi partai yang berkuasa di Afsel pada 2017 yang menyerukan menurunkan status kedutaan negara di Israel menjadi status kantor penghubung karena Israel terus melakukan pelanggaran terhadap hak-hak Palestina.

"Pemerintah Afrika Selatan tetap menggunakan modalitas untuk menurunkan Kedutaan Besar Afrika Selatan di Israel dan kami akan berkomunikasi setelah Kabinet sepenuhnya menyelesaikan masalah ini," ujarnya.

Beberapa minggu setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota negara Israel dan menginstruksikan Departemen Luar Negeri untuk memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Kota Suci, Kongres Nasional Afrika, di bawah kepemimpinan mantan presiden Jacob Zuma, mengeluarkan resolusi untuk menunjukkan dukungan kepada rakyat Palestina yang tertindas, menekankan bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jalan keluar dari krisis Israel-Palestina.

Ikatan diplomatik Israel-Afsel telah menjadi semacam hubungan cinta dan benci selama tujuh dekade terakhir. Setelah Afsel menjadi salah satu negara pertama yang mengakui Israel pada tahun 1948, hubungannya dengan negara Yahudi itu berkembang di bawah kekuasaan minoritas kulit putih.

Namun, setelah runtuhnya sistem politik apartheid yang terkenal kejam, yang mendiskriminasi mayoritas kulit hitam, negara itu mulai condong ke arah dukungan terhadap Palestina, menggelar demonstrasi dan memboikot kampanye melawan negara Israel.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5008 seconds (0.1#10.140)