Spanyol Dinobatkan sebagai Negara Tersehat di Dunia

Rabu, 27 Februari 2019 - 06:31 WIB
Spanyol Dinobatkan sebagai Negara Tersehat di Dunia
Spanyol Dinobatkan sebagai Negara Tersehat di Dunia
A A A
BARCELONA - Spanyol dinobatkan sebagai negara paling sehat di dunia dalam daftar Indeks Negara Tersehat Bloomberg. Daftar itu merangking 169 negara yang menempatkan Spanyol di peringkat puncak menggeser posisi Italia. Para pakar menyatakan diet Mediterania yang dikenal bagus untuk jantung dan sirkulasi darah bisa memainkan peran penting dalam kesehatan warga Spanyol yang sangat bagus.

Inggris berada di peringkat 19 dan Amerika Serikat (AS) hanya menempati posisi 35. Adapun Australia menjadi satu-satunya negara berbahasa Inggris yang masuk dalam rangking 10 besar di peringkat 7. Tingkat harapan hidup, kebiasaan merokok, dan obesitas diperhitungkan dalam pemeringkatan itu, termasuk juga persediaan air bersih.

“Spanyol secara resmi memiliki angka harapan hidup paling lama di Uni Eropa dan rangking ketiga secara global, setelah Jepang dan Swiss,” kata laporan Bloomberg. Studi yang dipimpin Universitas Navarra di Spanyol menyatakan, “Diet Mediterania ditambah dengan minyak zaitun murni atau kacang telah menurunkan tingkat masalah kardiovaskuler dibandingkan dengan diet rendah lemah.”

Italia tergeser di posisi kedua. Sisanya dalam rangking 10 besar itu diisi Islandia, Jepang, Swiss, Swedia, Australia, Singapura, Norwegia, dan Israel. Negara-negara di posisi 50 besar memiliki peningkatan besar dalam indeks sebelumnya pada 2017 saat Korea Selatan (Korsel) naik dari posisi 24 ke 17, Estonia naik enam rangking dari posisi 38 ke 32, dan Albania naik dari peringkat 50 ke 43.

Adapun Makedonia yang mengalami penurunan terbesar merosot 12 rangking dari 44 ke 56. Rangking terpisah tentang negara-negara tersehat dilakukan tahun lalu oleh lembaga pendidikan Legatum Institute yang menempatkan Spanyol di posisi 22 negara paling sehat di dunia. Para peneliti rutin merilis studi yang memuji manfaat kesehatan dari diet Mediterania yang berisi banyak sayuran, kacang, ikan, dan minyak zaitun.

Semua komponen itu diketahui, baik untuk kesehatan jantung dan juga bagus untuk otak dan liver serta memperbaiki fungsi seksual pada pria. Meskipun rangking yang disusun Legatum berbeda dengan penilaian Bloomberg, ada persilangan pada daftar 10 besar. Singapura, Jepang, Swiss, Swedia, dan Norwegia semua muncul di 10 puncak dalam daftar Bloomberg dan Legatum.

Tidak ada negara Afrika masuk 50 besar dan hanya mereka yang berada di Timur Tengah bisa masuk, yakni Bahrain, Qatar, Lebanon, Israel, Uni Emirat Arab, dan Oman. Negara-negara di sub-Sahara Afrika yang memiliki akses pada air bersih dan sanitasi mengalami sejumlah isu dan penyakit mematikan. Mereka pun masuk dalam 27 dari 30 negara paling tidak sehat di dunia. Haiti, Afghanistan, dan Yaman, juga masuk negara dengan kinerja terburuk dalam kesehatan warganya.

Diet Mediterania bisa dilakukan dengan mengonsumsi lebih banyak buah dan ikan, mengurangi minuman bergula dan makanan bergula. Semua itu menjadi aspek paling penting dalam diet tersebut. Diet ini mengutamakan buah, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, ikan dan daging, serta minyak zaitun. Diet ini mendorong pengurangan mentega, daging merah, makanan yang diproses seperti jus dan roti putih, soda, dan gula.

Konsumsi dalam kadar sedang untuk red wine atau maksimal hanya satu gelas red wine per hari. Sementara itu, studi terpisah menunjukkan Spanyol juga menempati peringkat puncak untuk angka harapan hidup terlama. Warga Spanyol yang lahir pada 2040 akan hidup rata-rata hingga umur 85,8 tahun. Lesotho, Afrika Selatan, akan memiliki angka harapan hidup terendah, yakni hanya 57,3 tahun.

Inggris tetap menempati peringkat 20 besar, yakni posisi 23 dengan harapan hidup hingga 83,3 tahun. AS akan turun dari posisi 43 ke 64. Para pakar menyatakan, perbaikan generasi saat ini akan melemah akibat berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, alkohol, dan tembakau.

Perkiraan kesehatan global itu dibuat para peneliti dari Institut untuk Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington. Dalam riset yang dirilis dalam jurnal medis The Lancet, mereka mengungkap data di setiap negara di dunia yang akan hidup lebih lama pada 2040 dibandingkan saat ini. Namun, para peneliti menyatakan ada peningkatan jumlah kematian akibat penyakit, seperti kanker, paru-paru, dan ginjal.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4288 seconds (0.1#10.140)