Pertama Kali Wanita Transgender Calonkan Diri Jadi PM Thailand

Rabu, 20 Februari 2019 - 19:21 WIB
Pertama Kali Wanita Transgender Calonkan Diri Jadi PM Thailand
Pertama Kali Wanita Transgender Calonkan Diri Jadi PM Thailand
A A A
BANGKOK - Pauline Ngarmpring, yang terkenal di bidang sepak bola Thailand, dilaporkan mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri negara itu. Ngarmpring adalah wanita transgender pertama yang mencalonkan diri sebagai pemimpin negara Asia Tenggara itu.

Dalam sebuah pernyataan, Ngarmpring mengatakan, orang-orang kebanyakan menganggap seseorang dari komunitas LGBT yang berusaha mencalonkan diri sebagai Perdana Menteri dalam pemilu yang akan berlangsung bulan depan adalah lelucon belaka.

"Tapi saya tidak berpikir seperti itu. Apa pun kamu, kamu memiliki nilai kamu. Kamu mencintai dirimu sendiri, dan kemudian kamu berbagi dengan orang-orang," ucapnya, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (20/2).

Thailand yang terkenal dengan wanita transgendernya, yang sering disebut "kathoey," yang berarti sesuatu seperti "lady boy" dan yang sedikit digunakan untuk menyebut diri mereka sendiri, orang-orang seperti Ngarmpring menyebut diri mereka "tipe wanita kedua" atau hanya "wanita," tanpa membuat perbedaan karena telah diberi jenis kelamin yang berbeda saat lahir.

Ini masih menjadi bahan perdebatan di Negeri Gajah Putih, apakah mereka transgender atau merupakan jenis kelamin ketiga yang berbeda dalam masyarakat Thailand.

Namun, kesulitan ekonomi dan sosial yang dihadapi oleh wanita transgender di Thailand sulit untuk diperdebatkan. Isu inilah, ungkap Ngarmpring, yang akan dia angkat dalam kampanyenya.

"Kami tidak mengatakan kami lebih baik daripada pria atau wanita. Kami hanya ingin mengatakan bahwa kami setara," ungkapnya.

Dia mengaku tidak berpikir akan menang dalam pemilu mendatang. Tetapi, kemenangan bukan masalah utama baginya, karena yang terutama adalah dia bisa menjadi contoh bahwa semua orang setara dan bisa menjadi apa yang mereka inginkan.

"Saya tidak akan menjadi Perdana Menteri. Tetapi itu tidak masalah. Itu akan memakan waktu, dan itu tidak akan menjadi akhir dunia setelah pemilihan berikutnya. Tidak harus aku. Itu bisa menjadi generasi berikutnya," tukasnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3377 seconds (0.1#10.140)