Kursus Bahasa Indonesia Kian Diminati di Saudi

Selasa, 19 Februari 2019 - 17:40 WIB
Kursus Bahasa Indonesia Kian Diminati di Saudi
Kursus Bahasa Indonesia Kian Diminati di Saudi
A A A
JEDDAH - Memasuki usianya yang ke-14, program kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) kian memikat Warga Arab Saudi. Ini terlihat, dalam tempo dua pekan masa pendaftaran, sebanyak 262 orang mendaftarkan diri dalam program ini. Tapi, hanya 60 yang diterima karena keterbatasan kapasitas kelas.

Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah, Mohamad Hery Saripudin mengatakan, tingginya minat warga Saudi untuk belajar Bahasa Indonesia menandakan semakin eratnya hubungan antara Indonesia dan Arab Saudi.

"Ini membuktikan semakin populernya program BIPA di kalangan masyarakat Arab Saudi. Hal ini sekaligus menunjukkan arti penting Indonesia, baik dari aspek sosial, ekonomi, perdagangan, maupun aspek persahabatan di mata warga Saudi," ucap Hery, seperti dikutip Sindonews dari siaran pers Konsulat Jenderal Indonesia (KJRI) Jeddah pada Selasa (19/2).

Hery menuturkan, sepanjang 2018 terdapat 1,5 juta Warga Negara Indonesia (WNI) yang berkunjung ke Saudi untuk Haji dan Umrah. Jumlah tersebut belum termasuk WNI yang datang ke Saudi dalam rangka kunjungan bisnis, belajar, dan bekerja. Sementara sekitar 190 ribu Warga Saudi setiap tahun berkunjung ke Indonesia.

"Kami menaruh harapan yang besar kepada Bapak-bapak, dengan mempelajari bahasa Indonesia, bapak-bapak menjadi bagian keluarga besar Indonesia di Tanah Suci, khususnya wilayah kerja KJRI Jeddah," ucapnya.

Selain itu, dia berharap agar belajar bahasa dijadikan sarana untuk mengenal budaya Indonesia, karena hal tersebut merupakan langkah awal untuk memahami secara penuh pola pikir, karekter budaya bangsa Indonesia. "Tak kenal, maka tak sayang. Dengan mengenali bahasa Indonesia, maka muncullah rasa persaudaraan dan persahabatan antara kedua bangsa," ucapnya.

Programa BIPA, papar Hery, merupakan bagian dari Visi2030 ASaudi, yang salah satu pilarnya adalah menjadikan Saudi sebagai pusat masyarakat Muslim internasional. Dalam kaitan ini, Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim memiliki arti penting untuk mewujudkan visi tersebut.

Sementara itu, berbagai alasan dikemukakan oleh para calon peserta untuk mengikuti program BIPA. Sebagian mengaku karena bekerja di Yayasan Haji ASEAN yang melayani jemaah haji dan umrah asal Indonesia. Sebagian lagi mengaku sering berkunjung ke Indonesia dalam rangka liburan, dan alasan lainya.

"Saya ingin berkomunikasi dengan bahasa Indonesia untuk mengenal budaya bangsanya," ucap Mohammed Abdulwahab, seorang dokter yang bekerja di Direktorat Jenderal Kesehatan.

Lain lagi alasan Abdullah Soleh Menkaba. Pria kelahiran Jeddah yang berprofesi dosen di Universitas Umul Qura ini mengaku tujuan belajar Bahasa Indonesia agar bisa berkomunikasi dengan kerabatnya di Indonesia dan merintis bisnis.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3022 seconds (0.1#10.140)