Penyidik Inggris Identifikasi Tersangka Baru Serangan Racun Skripal

Sabtu, 16 Februari 2019 - 10:22 WIB
Penyidik Inggris Identifikasi Tersangka Baru Serangan Racun Skripal
Penyidik Inggris Identifikasi Tersangka Baru Serangan Racun Skripal
A A A
LONDON - Penyelidik Inggris telah mengidentifikasi seorang perwira intelijen militer Rusia sebagai tersangka ketiga dalam serangan racun terhadap mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal. Hal itu diungkapkan dua sumber keamanan Eropa.

Sumber mengkonfirmasi laporan oleh situs investigasi Bellingcat yang pada hari Kamis mengidentifikasi Denis Sergeev, seorang perwira GRU berpangkat tinggi dan lulusan Akademi Diplomatik Militer Rusia, sebagai tersangka seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (16/2/2019).

Bellingcat mengatakan bahwa Sergeev menggunakan nama depan Sergey Fedotov ketika beroperasi secara internasional.

Situs web tersebut mengatakan bahwa paspor dengan nama Fedotov dikeluarkan oleh entitas yang sama di Moskow yang mengeluarkan paspor palsu untuk agen GRU lainnya, termasuk Petrov dan Boshirov.

Bellingcat mengatakan telah melacak perjalanan yang dilakukan oleh Sergeev di Eropa, Asia Tengah dan Timur Tengah pada tahun-tahun sebelum serangan Skripal.

Bellingcat menuduh bahwa pada hari yang sama ketika Sergeev terbang dari Sofia, Bulgaria, ke Istanbul, Turki pada April 2015, seorang pedagang senjata Bulgaria bernama Emilian Gebrev mendadak sakit parah selama makan malam di sebuah restoran Sofia dan para penyelidik kemudian menyebut bahwa ia telah diracuni.

Skripal dan putrinya Yulia ditemukan pingsan di sebuah bangku di kota selatan Salisbury pada Maret 2018. Ia diketahui terkena racun saraf kelas militer Novichok. Keduanya kemudian dinyatakan telah pulih.

Skripal adalah seorang mantan perwira intelijen militer Rusia yang mengkhianati puluhan mata-mata untuk badan intelijen Inggris, MI6.

September lalu, jaksa penuntut Inggris mendakwa dua warga Rusia yang dikenal dengan nama alias Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov. Keduanya didakwa secara in absentia dengan percobaan pembunuhan. Rusia membantah terlibat dalam serangan racun itu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3933 seconds (0.1#10.140)