Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri

Jum'at, 15 Februari 2019 - 06:37 WIB
Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri
Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri
A A A
UNTUK membuktikan penemuannya, seorang ilmuwan harus melakukan serangkaian uji coba untuk mengungkapkan bahwa teori atau penemuannya terbukti. Namun sayang tidak semua ilmuwan bernasib mujur. Ada sejumlah ilmuwan harus kehilangan nyawanya dikarenakan penemuannya sendiri.

1. Marie Curie
Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri


Di awal 1900-an, radium dipercaya memiliki nilai lebih tinggi daripada emas atau platinum. Radium atau radon yang dicampur air dipercaya bisa menghasilkan ramuan ajaib yang bisa membuat manusia panjang umur.

Ilmuwan yang menemukan radium adalah Marie Curie bersama suaminya Pierre. Curie adalah orang pertama penerima 2 penghargaan nobel dalam 2 bidang yakni fisika dan kimia. Curie bersama suaminya meneliti tentang terapi radiasi. Terpapar radiasi secara terus menerus membuat Curie menderita leukemia dan akhirnya meninggal pada 1934.

2. Horace Lawson Hunley
Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri


Hunley adalah legislator, pengacara, sekaligus insinyur marinir bagi tentara konfederasi AS. Penemuan terkenalnya adalah: kapal selam, yang digunakan pada era perang saudara. Saat itu penemuan Hunley memang belum memiliki standar pengamanan memadai.

Lima dari sembilan anak buah kapal selam saat itu meninggal pada misi penyelaman perdana. Pada 15 Oktober 1863, Hunley turut ambil bagian pada uji coba kedua di Charleston Harbour. Pada uji coba kedua ini, semua kru kapal selam termasuk Hunley meninggal.

3. Alexander Bogdanov
Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri


Bogdanov merupakan dokter, filsafat, ekonom, penulis fiksi ilmiah, dan revolusioner Rusia. Bogdanov memiliki obsesi besar terhadap bagaimana caranya untuk bisa awet muda. Hal itulah yang membuat ia melakukan uji coba dengan transfusi darah.

Uji coba transfusi darah yang dilakukan Bogdanov berhasil. Hal itu diperoleh ketika dirinya telah melakukan 11 kali transfusi darah. Sayang, transfusi darah yang dilakukan Bogdanov tidak disertai pengecekan kesehatan.

Pada 1928, Bogdanov melakukan transfusi darah dari orang yang terinfeksi malaria dan TBC. Hasilnya Bogdanov meninggal tidak lama kemudian karena tertular penyakit tersebut.

4. William Bullock
Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri


William Bullock lahir di New York pada 1813. Pria ini adalah penemu alat press cetak putar. Alat ini bekerja mengepres dengan memutar rol kertas secara kontinyu.

Kisah legenda yang berkembang menyebutkan pada satu hari tubuh Bullock secara tak sengaja tertarik oleh putaran mesin ciptaannya itu. Akibatnya kaki Bullock terluka. Belakangan pria yang saat itu berusia 54 tahun itu mengalami infeksi dan tak lama kemudian meninggal dengan kaki membusuk.

5. Max Valier
Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri


Max Valier dikenal sebagai perintis mobil roket dunia, yang menjadi cikal bakal dari Formula One (F1). Pada 25 Januari 1930 ia melakukan uji coba pertama dengan roket berbahan bakar cair. Hasilnya lumayan bagus, meski belum sempurna.

Pada 19 April 1930, Valier melakukan test-drive mobil roket dengan bahan bakar cair yang diberi nama Valier-Heylandt Rak 7. Hasilnya juga lumayan bagus meski harus disempurnakan lagi.

Satu bulan kemudian, tepatnya 17 Mei 1930, Valier kembali melakukan test drive, kali ini dengan bahan bakar alkohol. Hasilnya mobil roket meledak dan sang pionir pun tewas seketika.

6. Henry Fleuss
Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri


Pada 1876, ilmuwan Inggris, Henry Fleuss, berhasil menciptakan mesin untuk mendaur ulang oksigen. Model yang digunakannya bersifat tertutup. Alat ini menggunakan oksigen yang terkompresi, bukan udara yang terkompresi.Mesin ini awalnya digunakan dalam perbaikan pintu besi ruang kapal.

Fleuss kemudian memutuskan menggunakan alat ini untuk menyelam di bawah air sedalam 30 kaki. Sayangnya, dia meninggal karena keracunan oksigen murni. Ya, oksigen bisa menjadi racun apabila berada di bawah ambang batas tekanan.

7. Franz Reichelt
Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri


Franz Reichelt lahir pada 1879 di Wina dan pindah ke Paris pada 1898. Dia adalah seorang penjahit Prancis dan dianggap sebagai penemu pakaian parasut. Desain pertamanya berbobot sekitar 70 kg dan kemudian ia menguranginya di bawah 25 kg.

Pada 4 Februari 1912, ia melompat dari Menara Eiffel untuk menguji desainnya. Ia memutuskan melompat dari dek pertama menara di ketinggian lebih dari 57 meter Tepat setelah melompat, parasutnya ternyata tidak mengembang yang mengakibatkan tewas karena tubuhnya terjatuh.8. Otto Lilienthal
Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri


Otto Lilienthal lahir pada 23 Mei 1848 di Jerman. Dia dikenang sebagai pelopor penerbangan dan juga dikenal sebagai "Raja Glider". Otto melakukan penelitian pada banyak burung, terutama bangau untuk menemukan struktur aerodinamis sayap penemuannya.

Iia membuat lebih dari 2000 penerbangan dengan glider. Pada 9 Agustus 1896, ia mulai menguji glider-nya. Pada upaya keempat, glider mengalami masalah mengakibatkan ia jatuh dari ketinggian sekitar 15 meter dan berujung pada kematiannya.

9. Valerian Abakovsky
Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri


Valerian Abakovsky lahir pada 5 Oktober 1895 di Riga, Uni Soviet (sekarang Belorusia). Ia terkenal sebagai penemu Aerowagon, mobil rel berkecepatan tinggi yang dilengkapi dengan mesin pesawat terbang.

Aerowagon awalnya dirancang untuk membawa tentara Soviet. Pada 24 Juli 1921, enam pejabat termasuk Abakovsky tewas dalam rute kembali ke Moskow dari Tula ketika aerowagon yang mereka tumpangi tergelincir dengan kecepatan tinggi.

10. Michael Dacre
Deretan Ilmuwan yang Meninggal saat Uji Coba Temuannya Sendiri


AVCEN Ltd. yang berbasis di Inggris mengembangkan jetpod yang dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek. Itu dirancang untuk digunakan sebagai taksi udara jarak menengah. Kecepatan maksimumnya adalah 550 km/jam dan hanya perlu lepas landas 125 meter.

Pada 16 Agustus 2009, pendiri jetpod, Michael Dacre sedang melakukan uji terbang pertama ciptaannya sendiri. Pada percobaan take off keempat, taksi udara terhambat dan jatuh yang mengakibatkan kematiannya. (Wahyono)
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3589 seconds (0.1#10.140)