Peneliti Tuding Saudi Sembunyikan Lokasi Asli Gunung Sinai

Rabu, 13 Februari 2019 - 10:39 WIB
Peneliti Tuding Saudi Sembunyikan Lokasi Asli Gunung Sinai
Peneliti Tuding Saudi Sembunyikan Lokasi Asli Gunung Sinai
A A A
RIYADH - Seorang analis keamanan nasional anti-ekstremis nirlaba di Proyek Clarion dan Doubting Thomas Research Foundation, Ryan Mauro, merilis hasil pencarian bersama selama dua tahun terhadap situs suci Gunung Sinai. Gunung Sinai adalah lokasi di mana Nabi Musa menerima 10 perintah Tuhan atau yang lebih dikenal dengan sebutan The Ten Commandement.

Gunung Sinai selama ini diyakini berada di Semenanjung Sinai Mesir. Namun hasil penyelidikan terbaru yang dilakukan oleh Mauro menunjukkan fakta berbeda. Gunung itu terletak lebih dari seratus mil ke arah timur di Semenanjung Arab di seberang Teluk Aqaba.

Dalam film dokumenter berjudul "Finding the Mountain of Moses: The Real Mount Sinai in Saudi Arabia," diketahui jika gunung yang juga disebut sebagai Jabal Musa itu berada di Arab Saudi dan pihak kerajaan telah menyadari fakta ini.

Berdasarkan beberapa sumber Kristen, Yahudi, dan Islam, film tersebut mengklaim bahwa Gunung Sinai sebenarnya terletak di barat laut Arab Saudi. Ryan Mauro menuding pemerintah Saudi telah berusaha menyembunyikan lokasinya dari seluruh dunia menggunakan pagar, polisi dan ancaman kekuatan.

Mauro sendiri telah mewawancarai penduduk setempat dan bertemu orang yang berhubungan dengan seorang jihadis untuk mendukung klaimnya itu.

"Ketika saya berada di dunia jihad, kita semua tahu bahwa Gunung Sinai berada di Arab Saudi," kata seorang pria tak dikenal, yang menyembunyikan wajahnya dan menggunakan filter pengubah suara.

"Orang-orang di luar, bahkan sebagian besar Muslim, tidak tahu bahwa itu ada di sana. Karena kita, pejuang, tidak ingin ada yang tahu tentang itu," imbuhnya.

"Kami semua tahu bahwa pemerintah Saudi menyembunyikannya dan melindunginya dengan keamanan, dan kami semua sepakat dengan itu. Kami percaya bahwa jika sebuah situs - bahkan situs suci - dikunjungi oleh orang-orang dan digunakan untuk penyembahan berhala, itu harus dihancurkan. Tetapi kami menyembunyikannya, menurut hukum Islam, adalah menyelamatkannya sehingga Anda dapat melihatnya hari ini dan menghargainya," tuturnya seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (13/2/2019).

Mauro mengatakan bukti kunci yang mendukung klaimnya itu kini dalam bahaya karena proyek mega-city futuristik senilai USD500 miliar, yang akan dibangun di tahun-tahun mendatang.

"Saudi membangun kota super yang direncanakan seluas 33 kali ukuran New York. Jika kita semua tidak mengambil tindakan, konstruksi Saudi di daerah itu dapat menghancurkan bukti-bukti kunci dan mencegah penggalian untuk masa mendatang yang tak terduga," ujar Mauro.

Dia pun telah meluncurkan sebuah situs untuk mencoba dan meyakinkan Arab Saudi guna melestarikan situs tersebut.

Mauro percaya bahwa Jabal Maqla, salah satu gunung tertinggi di Semenanjung Arab dan puncak di pegunungan Jabal al-Lawz, adalah tempat sebenarnya di mana Musa menerima Sepuluh Perintah Tuhan.

Ia mengutip keterangan Nabi Musa dari Kitab Keluaran dalam Perjanjian Lama yang menyatakan puncak gunung menghitam karena terbakar saat Tuhan turun ke Gunung Sinai. Namun ia mengakui jika itu hanyalah batu vulkanik alami.

Dia juga menduga telah menemukan Elam, sebuah oasis di mana Musa dan Bangsa Israel menemukan air setelah melintasi Laut Merah dalam perjalanan ke Gunung Sinai. Ia juga menemukan sejumlah bukti lain seperti batu yang dihancurkan oleh Musa atau sisa-sisa sebuah altar kuno tempat orang Israel menyembah seekor anak lembu emas sementara Musa berada di puncak gunung.

"Pikirkan berapa banyak hal yang sejalan dengan kisah alkitab di sini di gunung ini," Mauro menyimpulkan, menentang teori populer bahwa Gunung Sinai yang alkitabiah terletak di Semenanjung Sinai.

Pihak berwenang Arab Saudi sendiri sejauh ini belum mengomentari film dokumenter tersebut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3012 seconds (0.1#10.140)