Rouhani: AS Harus Bertobat Jika Ingin Berhubungan dengan Iran

Kamis, 07 Februari 2019 - 06:54 WIB
Rouhani: AS Harus Bertobat Jika Ingin Berhubungan dengan Iran
Rouhani: AS Harus Bertobat Jika Ingin Berhubungan dengan Iran
A A A
TEHERAN - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS) mungkin jika Washington "bertobat" dan mengakhiri kebijakan bermusuhan terhadap Teheran.

Hubungan antara Washington dan Teheran telah mencapai titik terendah sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai menjabat dan menerapkan kembali sanksi terhadap Republik Islam. Penerapan sanksi itu sebagai konsekuensi setelah Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir bersejarah yang ditandatangani oleh Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).

"Jika Amerika bertobat dan membalikkan pendekatan sebelumnya, meminta maaf atas campur tangan sebelumnya di Iran, mengakui kebesaran dan martabat bangsa Iran dan Revolusi Islam yang agung, dan berbicara kepada orang-orang kami dengan hormat, kami akan siap untuk menerima pertobatan dan kembalinya AS, meskipun telah menindas kami selama bertahun-tahun," kata Rouhani dalam pidatonya di forum pertemuan para duta besar negara asing di Teheran, hari Rabu.

Rouhani mengabaikan tekanan terhadap ekonomi Iran yang dihasilkan dari sanksi AS dan mengatakan upaya pemerintah Trump tidak akan terarah.

"Hari ini bangsa kita lebih bersatu, lebih tahan dari sebelumnya dan berdiri melawan AS serta musuh-musuh," kata Rouhani, dikutip Al Jazeera, Kamis (7/2/2019).

Dalam pidato kenegaraan pada hari Selasa waktu Washington, Trump mengatakan; "Kami tidak akan mengalihkan pandangan dari rezim yang meneriakkan 'Matilah Amerika' dan mengancam genosida terhadap orang-orang Yahudi."

Dia juga menggambarkan Iran sebagai negara teroris nomor satu di dunia, serta menuduh Teheran bertanggung jawab atas semua konflik di Timur Tengah.

Rouhani, dalam pidatonya, juga menyoroti konflik Israel-Palestina. Dia mengatakan, jika AS berupaya menjaga keamanan negara Yahudi di kawasan itu, warga Palestina harus dapat kembali ke rumah mereka dan memilih nasib mereka melalui referendum.

"Bahkan jika keselamatan Israel menjadi perhatian Amerika di wilayah ini, kita harus mengatakan bahwa selama (warga) Palestina belum kembali ke tanah air mereka, keselamatan untuk wilayah ini dan Palestina yang bersejarah tidak akan dijamin. Bahkan jika Amerika menginginkan keamanan untuk Israel, itu akan terjadi hanya ketika orang-orang Palestina telah kembali ke rumah," ujar Rouhani.

Pada 11 Februari nanti, Iran resmi menandai peringatan 40 tahun Revolusi Islam 1979. Revolusi itu menggulingkan rezim Shah yang didukung AS dan membawa sistem teokratis ke kekuasaan Iran.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4814 seconds (0.1#10.140)