Miliarder Inggris Sumbang Universitas Cambridge Rp1,8 Triliun

Kamis, 07 Februari 2019 - 07:02 WIB
Miliarder Inggris Sumbang Universitas Cambridge Rp1,8 Triliun
Miliarder Inggris Sumbang Universitas Cambridge Rp1,8 Triliun
A A A
LONDON - Miliarder Inggris David Harding, 57, memberikan donasi terbesar pada Universitas Cambridge senilai 100 juta poundsterling (Rp1,8 triliun). Sumbangan itu akan digunakan untuk menambah jumlah mahasiswa miskin dan etnik minoritas di universitas tersebut. Harding dan istrinya, Claudia, memberikan donasi itu dalam acara khusus yang digelar pekan ini. Sumbangan itu merupakan yang terbesar yang pernah diberikan untuk lembaga pendidikan di Inggris.

Mayoritas donasi itu sebesar 79 juta poundsterling akan membantu menambah jumlah lulusan doktor di almamater Harding tersebut. Program Beasiswa Pascasarjana Terhormat Harding akan mendanai riset untuk 100 mahasiswa PhD secara sekaligus. Dana itu dapat diakses para mahasiswa dari jurusan mana pun sejak Oktober. “Sebesar 20 juta poundsterling lainnya akan digunakan untuk membiayai para mahasiswa yang memerlukan bantuan keuangan,” papar laporan Times.

Harding juga menyumbang 1 juta poundsterling untuk menambah jumlah mahasiswa dari rumah tangga berpendapatan rendah atau kelompok etnik minoritas. Pebisnis berusia 57 tahun itu merupakan pendiri dan CEO firma manajemen investasi Winton yang mengelola aset senilai 20 miliar poundsterling.

Pria dengan kekayaan sekitar 1 miliar poundsterling itu memberikan sumbangan atas nama David and Claudia Harding Foundation. Lembaga amal itu memiliki fokus utama mendanai riset sains dan pendidikan di Universitas Cambridge dan Science Museum Group.

“Claudia dan saya sangat bahagia memberikan hadiah ini untuk Cambridge demi membantu menarik generasi masa depan para mahasiswa luar biasa dunia untuk melakukan riset dan studi di sana,” tutur Harding pada Cambridge Independent.

“Cambridge dan pusat pembelajaran Inggris lainnya telah berpengalaman dalam memperbaiki kondisi manusia dan dapat terus melakukannya di masa depan untuk mengatasi berbagai tantangan besar umat manusia,” papar dia.

Filantropis itu merupakan alumnus St Catharine's College, Cambridge pada 1982 dengan gelar sarjana ilmu alam. Dia kemudian mengumpulkan kekayaan sebagai manajer lindung nilai (hedge fund) dengan mendirikan dana investasi alternatif Adam, Harding and Lueck sebelum mendirikan Winton pada 1997.

Kini setelah 12 tahun berlalu, Harding masih menjadi chief executive officer (CEO) di perusahaan tersebut. St Catharine's College akan menerima 25 juta poundsterling sumbangan itu untuk mendukung para mahasiswa pascasarjana.

“Filantropi mengesankan David dan Claudia Harding akan memiliki dampak permanen dan luar biasa pada St Catharine’s serta universitas secara keseluruhan. Kita tidak bisa lebih terhormat lagi untuk menerima hadiah ini,” tutur Profesor Sir Mark Welland yang memimpin kampus tersebut.

Universitas Cambridge juga menerima donasi besar pada 2000 saat Pendiri Microsoft Bill Gates dan istrinya, Melinda, memberikan 161 juta poundsterling untuk beasiswa pada para mahasiswa.

Gates dan istrinya sangat terkenal dalam dunia filantropi. Awal tahun lalu Gates dikabarkan melunasi utang Nigeria kepada Jepang senilai USD76 juta. Pelunasan utang dilakukan melalui yayasan amal Bill & Melinda Gates Foundation.

Hal itu sejalan dengan komitmen Gates dalam memuluskan rencana darurat pemberantasan polio di Nigeria. Program penanggulangan penyakit itu sedianya telah dilakukan sejak 2014 yang saat itu Nigeria menggandeng Jepang sebagai pemberi pinjaman.

Rencana pembayaran utang oleh salah satu orang terkaya di dunia itu diungkapkan Menteri Keuangan (Menkeu) Nigeria Kemi Adeosun di Kota Abuja pada tahun lalu. Gates melakukan itu karena selama ini Nigeria merupakan salah satu wilayah fokus donasi Bill & Melinda Gates Foundation.

Sejauh ini yayasan tersebut telah menyumbangkan dana bantuan lebih dari USD400 juta ke Nigeria. Sebagian besar sumbangan disalurkan melalui organisasi mitra Bill & Melinda Gates Foundation yang memiliki program pengembangan dan kesehatan di Nigeria.

Program itu meliputi pemberantasan polio, dukungan peningkatan produksi makanan petani kecil, dan bantuan perempuan hamil untuk mendapatkan pemeriksaan medis. Tetapi, bantuan tersebut belum cukup. Di tengah lilitan krisis ekonomi, Nigeria terpaksa mengajukan pinjaman utang kepada Jepang untuk memberantas polio pada 2014. Dua negara sepakat memulai cicilan pembayaran utang itu tahun lalu dan selama 20 tahun. Dana itu tercatat di dalam program Overseas Development Assistance (ODA) Jepang.

“Awal cicilan pembayaran utang tersebut akan dilakukan empat tahun sejak tanggal peminjaman. Bill & Melinda Gates Foundation akan mulai melakukan pembayaran utang kepada Jepang itu pada tahun ini,” ujar Menteri Keuangan Adeosun setelah bertemu delegasi Jepang yang dipimpin Kiyoshi Ejima seperti dikutip Premium Times. Kunjungan Ejima ke Nigeria semula bertujuan menghitung penggunaan dana bantuan ODA sejak 2014.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2963 seconds (0.1#10.140)