Jenderal Iran: Eropa Jangan Paksa Kami Tingkatkan Jangkauan Rudal

Senin, 04 Februari 2019 - 12:26 WIB
Jenderal Iran: Eropa Jangan Paksa Kami Tingkatkan Jangkauan Rudal
Jenderal Iran: Eropa Jangan Paksa Kami Tingkatkan Jangkauan Rudal
A A A
TEHERAN - Seorang jenderal Iran melontarkan peringatan kepada Eropa untuk tidak bertindak yang memaksa Teheran meningkatkan jangkauan rudalnya. Peringatan disampaikan setelah sejumlah pemerintah Eropa mencoba menghentikan perkembangan program misil negara para Mullah tersebut.

"Jika orang Eropa, atau siapa pun, ingin bersekongkol untuk melucuti senjata rudal Iran, kami akan dipaksa untuk membuat lompatan strategis," kata wakil komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Brigadir Jenderal Hossein Salami di stasiun televisi pemerintah.

"Semua yang mendengarkan saya hari ini, terimalah kenyataan baru dari rudal Iran; tidak ada hambatan atau batasan teknis bagi kita untuk meningkatkan jangkauannya," ujarnya, dikutip Al Arabiya, Senin (4/2/2019).

Jenderal Salami mengatakan Republik Islam mengembangkan teknologi misilnya sesuai dengan strategi defensif dan bisa berubah sesuai dengan kebutuhan.

Sebelumnya pada hari Sabtu pekan lalu, Iran mengumumkan bahwa uji coba rudal jelajah baru bernama Hoveizeh berjalan sukses. Misil itu diklaim memiliki jangkauan lebih dari 1.350 kilometer. Uji coba senjata itu bertepatan dengan peringatan 40 tahun Revolusi Islam 1979.

Menteri Pertahanan Amir Hatami mengatakan rudal jelajah Hoveizeh telah berhasil mencapai sasarannya. Menurutnya, misil itu telah menjadi lengan panjang Republik Islam Iran.

Iran sejatinya sedang mengekang sebagian besar program nuklirnya di bawah kesepakatan 2015 dengan negara-negara kekuatan besar, tetapi terus mengembangkan teknologi rudal balistiknya.

Washington telah menarik diri dari perjanjian itu pada bulan Mei dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran. Salah satu alasannya karena program rudal Teheran yang terus berkembang.

Washington dan sekutunya menuduh Teheran berambisi memiliki rudal yang bisa mengancam Eropa. Namun, Teheran menyangkal tuduhan itu dengan bersikeras bahwa program misilnya murni defensif.

Nama misil Hoveizeh yang diuji coba pada hari Sabtu berasal dari nama sebuah kota di provinsi barat daya Khuzestan yang hancur dalam perang 1980-1988, yakni perang Iran melawan rezim Saddam Hussein di Irak.

Jenderal Salami juga memperingatkan negara-negara kekuatan dunia untuk tidak mencari perundingan baru atau membuat rekomendasi terhadap kekuatan rudal Iran. "Musuh kita hanya mengerti bahasa kekerasan," katanya.

"Jika Anda tidak dapat berbicara dengan mereka dalam bahasa itu, mereka akan menggunakannya untuk berbicara dengan Anda."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3539 seconds (0.1#10.140)