Trump Puji Intelijen AS usai Mempermalukannya soal Nuklir Iran

Jum'at, 01 Februari 2019 - 16:16 WIB
Trump Puji Intelijen AS usai Mempermalukannya soal Nuklir Iran
Trump Puji Intelijen AS usai Mempermalukannya soal Nuklir Iran
A A A
WASHINGTON - Sehari setelah mempermalukan intelijen Amerika Serikat (AS) sebagai pihak yang "pasif dan naif" dan dianggap tidak tahu tentang urusan dunia, Presiden Donald Trump kini memuji mereka. Pemimpin Amerika itu kini menyalahkan pers yang dia sebut salah mengutip paparan intelijen di hadapan para Senator terkait program nuklir Iran.

Sikap Trump yang menyalahkan media dikecam publik pengguna media sosial. Para pengguna media sosial menilai sikap presiden aneh karena paparan intelijen di Kongres disiarkan langsung oleh televisi dan disaksikan warga AS, sehingga tidak mungkin media salah mengutip.

Direktur FBI dan CIA, direktur intelijen nasional dan pejabat lainnya telah bersaksi di hadapan Senat pada Selasa lalu tentang ancaman di seluruh dunia terhadap keamanan nasional Amerika Serikat. Paparan mereka berbeda secara signifikan dengan apa yang selama ini dilontarkan Presiden Trump tentang ambisi Iran memperoleh senjata nuklir. Intelijen juga memaparkan prospek pembicaraan nuklir dengan Korea Utara, ancaman kekuatan ISIS dan masalah keamanan lainnya.

Dalam paparannya, komunitas intelijen itu menyatakan bahwa rezim Teheran tidak lagi mengejar senjata nuklir. Kesimpulan itu mengejutkan, karena berbeda dengan apa yang selama ini dipaparkan pemerintah AS.

Paparan itulah yang membuat Trump mempermalukan komunitas intelijen AS. Dia menyebut kesimpulan intelijen salah."Intelijen harus kembali ke sekolah!," ledek Trump di Twitter.

Namun, pada hari Kamis waktu Washington, Trump berbalik memuji komunitas intelijen Amerika sebagai sosok yang hebat. Dia mengklaim para kepala intelijen telah mengatakan kepadanya bahwa pernyataan mereka yang dikutip media telah dikeluarkan dari konteksnya. Dia juga menegaskan bahwa tidak ada jarak antara dia dan para penasihatnya.

"Baru saja menyimpulkan pertemuan hebat dengan tim intelijen saya di Oval Office," tulis Trump di Twitter dengan memajang foto Direktur CIA Gina Haspel, Direktur Intelijen Nasional Daniel Coats dan pejabat lainnya yang duduk di sekitar Resolute Desk.

"Para pejabat mengatakan kepada saya bahwa apa yang mereka katakan pada hari Selasa di Sidang Senat disalahartikan oleh media, dan kami sangat setuju dengan (penilaian soal) Iran, ISIS, Korea Utara, dan lain-lain," lanjut Trump, dikutip The Washington Post, Jumat (1/2/2019),

"Kesaksian mereka terdistorsi oleh pers....," imbuh Trump. "Saya sarankan Anda membaca kesaksian lengkap dari hari Selasa."

"Narasi palsu begitu buruk bagi negara kita. Saya menghargai komunitas intelijen kami. Syukurlah, pertemuan kami sangat bagus, dan kami semua ada di posisi yang sama!," paparnya.

Sidang di hadapan Komite Intelijen Senat bersifat publik dan disiarkan langsung oleh beberapa jaringan televisi. Coats, berbicara atas nama lima saksi lainnya, mengajukan 42 halaman kesaksian tertulis tentang berbagai ancaman keamanan. Video audiensi telah di-posting di situs web komite.

"Mereka mengatakan bahwa mereka benar-benar salah kutip, dan (pernyataan) mereka benar-benar diambil di luar konteks," kata Trump kepada wartawan. "Saya sarankan Anda memanggil mereka. Mereka mengatakan itu adalah berita palsu, yang sejujurnya tidak mengejutkan saya."

Perwakilan untuk CIA menolak berkomentar. Perwakilan untuk Kantor Direktur Intelijen Nasional juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Tak satu pun dari agen intelijen yang pemimpinnya bersaksi di Senat mengeluarkan pencabutan atas pernyataan tertulis atau lisan mereka.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5277 seconds (0.1#10.140)