Qantas Dihukum Denda Rp1 Triliun atas Skandal Penerbangan Hantu

Senin, 06 Mei 2024 - 09:49 WIB
loading...
Qantas Dihukum Denda...
Maskapai penerbangan Australia, Qantas, dihukum denda lebih dari Rp1 triliun atas skandal penerbangan hantu. Foto/REUTERS
A A A
SYDNEY - Maskapai penerbangan Australia; Qantas, dihukum membayar denda sebesar USD66 juta (lebih dari Rp1 triliun) pada hari Senin atas skandal "penerbangan hantu" yang menyedihkan.

Skandal yang dimaksud adalah tindakan maskapai Qantas terus menjual kursi perjalanan panjang namun dibatalkan.

Pengawas persaingan usaha di Australia mengatakan Qantas mengakui bahwa mereka menyesatkan konsumen dengan mengiklankan kursi pada puluhan ribu penerbangan—meskipun penerbangan tersebut dibatalkan.

Qantas juga akan membayar USD13 juta sebagai kompensasi kepada 86.000 pelancong yang terkena dampak pembatalan dan kegagalan penjadwalan ulang.



“Tindakan Qantas sangat buruk dan tidak dapat diterima,” kata Ketua Komisi Persaingan dan Konsumen Australia, Gina Cass-Gottlieb, seperti dikutip AFP.

“Banyak konsumen yang membuat rencana liburan, bisnis, dan perjalanan setelah memesan penerbangan hantu yang dibatalkan.”

Qantas mengatakan, dalam beberapa kasus, pelanggan memesan penerbangan yang telah dibatalkan “dua atau lebih” hari sebelumnya.

Kepala eksekutif Qantas Vanessa Hudson mengatakan: "Maskapai ini mengecewakan pelanggan dan tidak memenuhi standar kami."

“Kami tahu banyak pelanggan kami yang terkena dampak dari kegagalan kami memberikan pemberitahuan pembatalan tepat waktu dan kami dengan tulus meminta maaf,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Denda sebesar USD66 juta (AUD100 juta) harus mendapat persetujuan pengadilan.

Maskapai Qantas yang telah lama dijuluki sebagai "Spirit of Australia" telah menjalankan misi untuk memperbaiki reputasinya.

Maskapai ini menghadapi reaksi konsumen yang dipicu oleh melonjaknya harga tiket, klaim layanan yang ceroboh, dan pemecatan 1.700 staf lapangan selama pandemi Covid-19.

Qantas sebelumnya membela penjualan kursi pada penerbangan yang dibatalkan.

Mereka berargumen bahwa alih-alih membeli tiket untuk kursi tertentu, pelanggan membeli "sekumpulan hak" dan berjanji bahwa maskapai penerbangan akan "melakukan yang terbaik untuk mengantarkan konsumen ke tempat yang mereka inginkan tepat waktu".

Qantas membukukan laba tahunan sebesar USD1,1 miliar pada tahun lalu, membatasi pemulihan finansial besar-besaran setelah turbulensi perjalanan selama tahun-tahun pandemi Covid-19.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Rusia Ancam Negara Tetangga...
Rusia Ancam Negara Tetangga Indonesia jika Kirim Pasukan ke Ukraina
Penumpang Perempuan...
Penumpang Perempuan Tanggalkan Busana Hebohkan Penerbangan Southwest Airlines
Sudah Operasikan 72...
Sudah Operasikan 72 Unit, Tetangga Indonesia Ini Ingin Beli Lagi 28 Jet Tempur Siluman F-35
Wellington Cemas Kapal-kapal...
Wellington Cemas Kapal-kapal Perang China Mendadak Latihan Tembak di Dekat Selandia Baru
Pasutri Australia Naik...
Pasutri Australia Naik Pesawat, tapi Kursi di Sampingnya Diduduki Mayat
Ketakutan Diancam Bom,...
Ketakutan Diancam Bom, American Airlines Pembawa 214 Orang Dikawal Jet Tempur
Bagaimana Delta Air...
Bagaimana Delta Air Lines Pembawa 80 Orang Jatuh Terbalik tapi Semuanya Selamat?
Australia Intai Kehadiran...
Australia Intai Kehadiran Tak Biasa 3 Kapal Perang China
Pesawat Delta Air Lines...
Pesawat Delta Air Lines Bawa 80 Orang Terbalik di Kanada, 15 Luka
Rekomendasi
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
38 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Antisipasi Perang Besar,...
Antisipasi Perang Besar, Uni Eropa Siapkan Rp13.730 Triliun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved