Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel Alasan Al-Shabaab Serang Nairobi

Kamis, 17 Januari 2019 - 02:14 WIB
Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel Alasan Al-Shabaab Serang Nairobi
Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Israel Alasan Al-Shabaab Serang Nairobi
A A A
NAIROBI - Kelompok teroris yang berbasis di Somalia, al-Shabaab, mengungkapkan motif di balik serangan teroris di daerah kelas atas Ibu Kota Kenya, Nairobi. Menurut kelompok itu, keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel adalah motivasi utama mereka.

"Mujahidin melakukan operasi ini (sebagai) tanggapan terhadap komentar tanpa alasan dari presiden AS Donald Trump dan deklarasi Al-Quds (Yerusalem) sebagai ibukota Israel," bunyi pernyataan kelompok itu seperti dikutip dari Africanews, Kamis (17/1/2019).

Terakhir kali Al-Shabaab "bentrok" dengan Trump adalah pada Juli 2017, beberapa bulan setelah menjabat presiden AS. Kelompok itu dalam sebuah video menggambarkan Trump sebagai seorang jutawan yang tak berotak yang aksinya membahayakan warga Amerika.

Video yang dikonfirmasi oleh SITE Intelligence Group berisi video viral yang di-tweet Trump tentang dirinya 'mengalahkan' CNN - target utamanya dalam perang 'berita palsu' dengan bagian dari media AS.

Video ini juga menunjukkan seorang anggota al-Shabaab bertopeng yang mengklaim meskipun orang Amerika memiliki visi tentang negara besar pada pemilihan Trump, apa yang mereka anggap remeh, adalah tingkat kebodohan taipan properti itu.

Kelompok itu menambahkan bahwa apa yang warga Amerika dapatkan dengan Trump adalah bisa dibilang presiden paling bodoh yang pernah dimiliki suatu negara.

Anggota al-Shabaab itu melanjutkan setelah Trump "mengalahkan" CNN, untuk menggambarkannya sebagai miliarder yang tak berotak yang berhasil membuat Amerika Serikat, lelucon terbesar di dunia - dengan sebuah video yang menunjukkan Trump mendorong Perdana Menteri Montenegro selama pertemuan puncak NATO di Mei tahun ini.

Menurut anggota al-Shabaab itu, hanya enam bulan yang bertanggung jawab dan pemilih Amerika berharap mereka bisa membalikkan waktu untuk memilih kandidat yang lebih rasional dan matang.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4709 seconds (0.1#10.140)