Israel Bangun Pos Pemeriksaan Berlapis untuk Cegah Pria Palestina Keluar Rafah
loading...
A
A
A
“Israel menganggap setiap laki-laki adalah pejuang Hamas sampai terbukti sebaliknya,” ujar Abbas Dahouk, mantan penasihat militer senior di Departemen Luar Negeri dan atase militer di Timur Tengah kepada Middle East Eye.
"Ini bukan langkah yang tepat. Penjagaan Rafah adalah tugas berat dan merupakan keberuntungan yang memisahkan ayah dan anak dari keluarga mereka," papar dia.
Persiapan Israel melakukan serangan terjadi pada saat yang sama ketika Israel melanjutkan perundingan gencatan senjata dengan Hamas. Delegasi dari Hamas mengunjungi Mesir pada Senin untuk negosiasi lebih lanjut.
Amerika, PBB, negara-negara Eropa dan negara-negara Arab berupaya mencegah serangan di Rafah, yang menurut para pekerja bantuan dan diplomat dapat memicu bencana kemanusiaan dan potensi krisis pengungsi.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin mendesak Hamas menerima tawaran gencatan senjata terbaru Israel yang dia gambarkan sebagai “luar biasa, luar biasa murah hati.”
“Saat ini, satu-satunya penghalang bagi rakyat Gaza dan gencatan senjata adalah Hamas,” ujar Blinken di Riyadh pada Forum Ekonomi Dunia.
“Mereka harus mengambil keputusan dan mereka harus mengambil keputusan dengan cepat,” ungkap Blinken, mengacu pada ancaman Israel menyerang Rafah.
Di Riyadh, Blinken bertemu Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan dan Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani.
Baik Qatar maupun Turki mempertahankan hubungan dengan Hamas, di mana Qatar menjadi tuan rumah bagi kepemimpinan politik Hamas atas permintaan Washington.
Mesir, yang berbatasan dengan Rafah dan lembaga keamanannya berbicara langsung dengan sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, juga melakukan mediasi.
"Ini bukan langkah yang tepat. Penjagaan Rafah adalah tugas berat dan merupakan keberuntungan yang memisahkan ayah dan anak dari keluarga mereka," papar dia.
Pembicaraan Gencatan Senjata
Persiapan Israel melakukan serangan terjadi pada saat yang sama ketika Israel melanjutkan perundingan gencatan senjata dengan Hamas. Delegasi dari Hamas mengunjungi Mesir pada Senin untuk negosiasi lebih lanjut.
Amerika, PBB, negara-negara Eropa dan negara-negara Arab berupaya mencegah serangan di Rafah, yang menurut para pekerja bantuan dan diplomat dapat memicu bencana kemanusiaan dan potensi krisis pengungsi.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin mendesak Hamas menerima tawaran gencatan senjata terbaru Israel yang dia gambarkan sebagai “luar biasa, luar biasa murah hati.”
“Saat ini, satu-satunya penghalang bagi rakyat Gaza dan gencatan senjata adalah Hamas,” ujar Blinken di Riyadh pada Forum Ekonomi Dunia.
“Mereka harus mengambil keputusan dan mereka harus mengambil keputusan dengan cepat,” ungkap Blinken, mengacu pada ancaman Israel menyerang Rafah.
Di Riyadh, Blinken bertemu Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan dan Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani.
Baik Qatar maupun Turki mempertahankan hubungan dengan Hamas, di mana Qatar menjadi tuan rumah bagi kepemimpinan politik Hamas atas permintaan Washington.
Mesir, yang berbatasan dengan Rafah dan lembaga keamanannya berbicara langsung dengan sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, juga melakukan mediasi.