Tiga Pejabat Irak Diam-diam Kunjungi Israel Picu Kemarahan

Selasa, 08 Januari 2019 - 14:54 WIB
Tiga Pejabat Irak Diam-diam Kunjungi Israel Picu Kemarahan
Tiga Pejabat Irak Diam-diam Kunjungi Israel Picu Kemarahan
A A A
BAGHDAD - Tiga pejabat Irak diam-diam melakukan kunjungan ke Israel. Kunjungan rahasia itu memicu kemarahan di Baghdad, di mana parlemen menuntut penyelidikan untuk mengidentifikasi ketiganya yang dianggap melanggar "garis merah".

Kunjungan rahasia itu dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Israel melalui Twitter pada hari Minggu. Menurut kementerian itu, tiga delegasi Irak berkunjung pada tahun 2018, dan rinciannya dirilis sejumlah media.

Baghdad sampai saat ini tidak mengakui negara mayoritas Yahudi tersebut dan secara teknis kedua pihak berada dalam kondisi perang karena konflik di masa lalu berakhir tanpa perjanjian damai.

Tuntutan penyelidikan untuk mengidentifikasi ketiga pejabat yang berkunjung ke Israel diserukan Wakil Ketua Parlemen Irak Hassan Karim al-Kaabi dalam sebuah pernyataan. "Penyelidikan untuk mengidentifikasi mereka yang pergi ke wilayah pendudukan, terutama jika mereka adalah anggota parlemen," katanya.

"Pergi ke wilayah pendudukan adalah 'garis merah', dan masalah yang sangat sensitif bagi semua Muslim," lanjut pernyataan al-Kaabi, seperti dikutip Times of Israel, Selasa (8/1/2019).

Kaabi merupakan politisi yang dekat dengan pemimpin Syiah Irak, Moqtada al-Sadr, yang kubunya jadi pemenang utama pemilu legislatif Irak tahun lalu.

Kementerian Luar Negeri Israel dalam pengumumannya di Twitter mengatakan total sudah ada 15 pengunjung Irak, namun nama-namanya tak diungkap. "(Pengunjung adalah) orang-orang Syiah dan Sunni berpengaruh di negara itu," tulis kementerian tersebut.

Kementerian itu mengatakan para pelancong Irak telah mengunjungi pejabat dan universitas Israel, serta menghadiri peringatan Holocaust di Yerusalem.

Seorang juru bicara untuk peringatan holocaust mengatakan kepada AFP bahwa kelompok yang terdiri dari 10 warga Irak telah melakukan tur berpemandu pada akhir Desember lalu.

Namun, juru bicara itu mengaku tidak bisa memberikan rincian tentang identitas dan peran 10 warga Irak tersebut.

Media Israel, Hadashot TV, menggambarkan para pengunjung dari Irak sebagai "pemimpin lokal". Menurut media tersebut, kunjungan itu tidak resmi dan kerahasiaan identitas mereka terjamin.

Komunitas Yahudi Irak yang tinggal di Israel secara teratur menyerukan normalisasi hubungan antara Baghdad dan Tel Aviv.

Namun Israel pernah membuat pernyataan yang menyinggung Irak pada akhir 2017, yakni ketika Tel Aviv mendukung referendum kemerdekaan Kurdistan dari Irak.

Ketika Israel perang dengan negara-negara Arab tahun 1967, Irak ikut ambil bagian. Pada 1981 angkatan udara Israel menghancurkan reaktor nuklir yang dibangun rezim Presiden Saddam Hussein di Osirak. Satu dekade kemudian, dalam Perang Teluk pertama, pasukan Saddam menembakkan lebih dari 40 rudal Scud ke Israel.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3633 seconds (0.1#10.140)