Wanita Saudi Ditahan di Bandara Bangkok, Takut Dibunuh Jika Pulang

Senin, 07 Januari 2019 - 13:42 WIB
Wanita Saudi Ditahan di Bandara Bangkok, Takut Dibunuh Jika Pulang
Wanita Saudi Ditahan di Bandara Bangkok, Takut Dibunuh Jika Pulang
A A A
BANGKOK - Seorang wanita Arab Saudi ditahan di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok setelah ditolak masuk Thailand pada hari Minggu karena dokumennya bermasalah. Wanita itu mengaku takut dibunuh jika dipulangkan ke negaranya.

Wanita bernama Rahaf Mohammed M Alqunun tersebut berusia 18 tahun. Dia mengatakan kepada AFP bahwa dia dihentikan oleh pejabat Saudi dan Kuwait ketika dia tiba di Bandara Suvarnabhumi. Dokumen perjalanannya kemudian diambil secara paksa.

Rahaf mendapat pembelaan dari kelompok HAM, Human Rights Watch."Mereka mengambil paspor saya," kata Alqunun kepada AFP, yang dilansir Senin (7/1/2019).

Menurutnya, pria yang jadi walinya telah melaporkan dirinya telah bepergian tanpa izin.

Rahaf mengatakan bahwa dia mencoba untuk melarikan diri dari keluarganya, yang membuatnya mengalami pelecehan fisik dan psikologis.

"Keluarga saya ketat dan mengurung saya di kamar selama enam bulan hanya karena saya memotong rambut," katanya, yang menambahkan bahwa dia yakin akan dipenjara jika dikirim kembali ke negaranya.

"Saya yakin 100 persen mereka akan membunuh saya begitu saya keluar dari penjara Saudi," katanya.

Menurut Kepala Imigrasi Thailand Surachate Hakparn, Rahaf dicegah memasuki Thailand ketika dia terbang dari Kuwait pada hari Minggu.

"Dia tidak memiliki dokumen lebih lanjut seperti tiket pulang atau pun uang," katanya. Menurutnya, Rahaf saat ini berada di sebuah hotel bandara.

"Dia melarikan diri dari keluarganya untuk menghindari pernikahan dan dia khawatir dia mungkin dalam kesulitan kembali ke Arab Saudi. Kami mengirim pejabat untuk merawatnya sekarang," katanya.

Dia menambahkan bahwa pihak berwenang Thailand telah menghubungi Kedutaan Arab Saudi untuk berkoordinasi.

Tapi Rahaf membantah klaim pejabat tersebut. Menurutnya, dia dalam perjalanan untuk mencari suaka di Australia, di mana dia mengklaim memiliki visa, dan didatangi oleh perwakilan kedutaan Saudi dan Kuwait ketika dia turun di Bandara Suvarnabhumi.

Wakil Direktur Human Rights Watch untuk Asia, Phil Robertson, mengecam tindakan pihak berwenang Thailand.

"Negara mana yang memungkinkan para diplomat berkeliaran di sekitar bagian bandara yang tertutup dan menyita paspor para penumpang?" katanya.

Menurut Surachate Rahaf akan dikirim kembali ke Arab Saudi pada Senin (7/1/2019) pagi. "Ini masalah keluarga," katanya tentang kasus itu.

Kedutaan Saudi di Thailand dan pejabat di Riyadh tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar terkait masalah tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5186 seconds (0.1#10.140)