Gadis Cantik Ini Jadi Wanita Pertama Tibet yang Terbangkan Jet Tempur
loading...
A
A
A
Kelsang Pedron lulus semua ujian. Terlebih lagi, dia juga mendapatkan nilai tinggi dalam Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional.
Pada Agustus 2019, Kelsang Pedron terdaftar di Universitas Penerbangan Angkatan Udara, menjadi wanita Tibet pertama yang mulai mempelajari pengoperasian pesawat tempur. Penerbang Tibet telah menjadi bagian dari angkatan bersenjata China sejak pertengahan tahun 1970-an, namun semuanya adalah laki-laki.
Menurut instrukturnya, Kelsang Pedron telah berlatih sangat keras untuk unggul dalam karier pilihannya sebagai penerbang.
Sejauh ini, dia telah menerbangkan jet latih tingkat dasar dan lanjutan dan baru-baru ini lulus uji terbang tunggal dengan jet tempur.
Lulus uji terbang tunggal menandai satu langkah lebih dekat dengan cita-cita saya untuk menjadi pilot tempur sesungguhnya suatu hari nanti, kata Kelsang Pedron.
“Dalam bahasa Tibet, Kelsang terkadang mengacu pada sejenis bunga indah yang melambangkan keinginan masyarakat Tibet akan kebahagiaan dan keberuntungan. Saya akan terus berlatih keras agar bisa terbang di atas negara ini untuk menjaga kebahagiaan dan keberuntungan masyarakat," paparnya.
PLA menerima pilot perempuan pertamanya pada tahun 1951. Sejak itu, ratusan perempuan telah terbang untuk pasukan tersebut. Angkatan Udara PLA mulai merekrut pilot pesawat tempur wanita pada tahun 2005 dan sejak itu telah mengubah puluhan pilot menjadi penerbang tempur di unit garis depan.
“Menerbangkan jet tempur berisiko tinggi dan sangat menantang. Hal ini tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis superlatif tetapi juga ketangkasan mental dan bakat yang tinggi. Dalam hal ini, tidak ada bedanya apakah Anda pria atau wanita,” kata Letnan Kolonel He Xiaoli, salah satu pilot pesawat tempur wanita pertama di negara itu yang telah bertugas di Angkatan Udara PLA selama hampir 20 tahun.
Selain Angkatan Udara, Angkatan Laut PLA juga mulai merekrut kadet penerbangan wanita sejak tahun lalu, dengan tujuan mengirimkan mereka yang berhasil lulus untuk mengoperasikan pesawat tempur di kapal induk.
Pada Agustus 2019, Kelsang Pedron terdaftar di Universitas Penerbangan Angkatan Udara, menjadi wanita Tibet pertama yang mulai mempelajari pengoperasian pesawat tempur. Penerbang Tibet telah menjadi bagian dari angkatan bersenjata China sejak pertengahan tahun 1970-an, namun semuanya adalah laki-laki.
Menurut instrukturnya, Kelsang Pedron telah berlatih sangat keras untuk unggul dalam karier pilihannya sebagai penerbang.
Sejauh ini, dia telah menerbangkan jet latih tingkat dasar dan lanjutan dan baru-baru ini lulus uji terbang tunggal dengan jet tempur.
Lulus uji terbang tunggal menandai satu langkah lebih dekat dengan cita-cita saya untuk menjadi pilot tempur sesungguhnya suatu hari nanti, kata Kelsang Pedron.
“Dalam bahasa Tibet, Kelsang terkadang mengacu pada sejenis bunga indah yang melambangkan keinginan masyarakat Tibet akan kebahagiaan dan keberuntungan. Saya akan terus berlatih keras agar bisa terbang di atas negara ini untuk menjaga kebahagiaan dan keberuntungan masyarakat," paparnya.
PLA menerima pilot perempuan pertamanya pada tahun 1951. Sejak itu, ratusan perempuan telah terbang untuk pasukan tersebut. Angkatan Udara PLA mulai merekrut pilot pesawat tempur wanita pada tahun 2005 dan sejak itu telah mengubah puluhan pilot menjadi penerbang tempur di unit garis depan.
“Menerbangkan jet tempur berisiko tinggi dan sangat menantang. Hal ini tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis superlatif tetapi juga ketangkasan mental dan bakat yang tinggi. Dalam hal ini, tidak ada bedanya apakah Anda pria atau wanita,” kata Letnan Kolonel He Xiaoli, salah satu pilot pesawat tempur wanita pertama di negara itu yang telah bertugas di Angkatan Udara PLA selama hampir 20 tahun.
Selain Angkatan Udara, Angkatan Laut PLA juga mulai merekrut kadet penerbangan wanita sejak tahun lalu, dengan tujuan mengirimkan mereka yang berhasil lulus untuk mengoperasikan pesawat tempur di kapal induk.
(mas)