Senat AS Setuju Akhiri Dukungan untuk Arab Saudi di Perang Yaman

Jum'at, 14 Desember 2018 - 08:45 WIB
Senat AS Setuju Akhiri Dukungan untuk Arab Saudi di Perang Yaman
Senat AS Setuju Akhiri Dukungan untuk Arab Saudi di Perang Yaman
A A A
WASHINGTON - Senat Amerika Serikat (AS) menyetujui sebuah resolusi untuk mengakhiri dukungan terhadap Arab Saudi di Perang Yaman. Keputusan ini memberikan pukulan telak kepada Presiden Donald Trump di tengah meningkatnya ketegangan atas kematian jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi.

Lewat pemungutan suara, 56-41, Senat AS mendukung resolusi yang mengharuskan presiden untuk menarik pasukan apapun di atau "mempengaruhi" Yaman dalam 30 hari kecuali mereka memerangi al-Qaeda.

Resolusi itu masih harus disahkan oleh DPR sebelum bisa dikirim ke Trump, yang mengancam akan memveto. Namun sebelumnya DPR AS secara sempit menyetujui aturan yang mengatur perdebatan tentang undang-undang pertanian, termasuk ketentuan yang mencegah anggota parlemen dari memaksa aturan Kekuatan Perang untuk di voting.

Namun, hasil ini menggarisbawahi kedalaman frustasi terhadap Arab Saudi di Capitol Hill, serta kesenjangan yang meningkat antara Gedung Putih dan Kongres pada hubungan antara AS dan Saudi.

"Saya harap kami mengirim pesan yang keras dan kuat dengan menyampaikan resolusi ini. Bahwa kita akan membawa perdamaian ke negara itu dan Kongres Amerika Serikat akan menegaskan kembali otoritas konstitusionalnya untuk membuat lembaga yang membuat perang bukan presiden," ujar Senator Bernie Sanders, salah satu sponsor resolusi, seperti dikutip dari The Hill, Jumat (14/12/2018).

Resolusi ini datang sehari setelah Trump menyatakan dukungannya kepada pemerintah Saudi dan khususnya Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Para pejabat intelijen AS dilaporkan percaya bin Salman memerintahkan pembunuhan Khashoggi di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada awal Oktober.

Banyak senator juga percaya bahwa putra mahkota bertanggung jawab atas kematian Khashoggi, seorang kritikus vokal kepemimpinan Saudi dan tinggal di Virginia saat bertugas sebagai kolumnis untuk The Washington Post.

Badan Intelijen Pusat AS (CIA) telah mengatakan bukti kuat menunjukkan keterlibatan putra mahkota dalam pembunuhan Khashoggi, yang dibantah.

Trump dan pejabat pemerintah AS lainnya mengatakan tidak ada bukti konklusif bahwa putra mahkota berada di belakang pembunuhan Khashoggi, yang dibunuh saat melakukan kunjungan rutin ke Konsulat Saudi di Istanbul.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3633 seconds (0.1#10.140)