4 Risiko yang Dihadapi Israel jika Melakukan Serangan Balasan ke Iran

Kamis, 18 April 2024 - 15:56 WIB
loading...
4 Risiko yang Dihadapi...
Israel memiliki banyak risiko juga melakukan serangan balasan ke Iran. Foto/AP
A A A
TEL AVIV - Israel bersumpah untuk membalas Iran, berisiko memperluas perang bayangan antara kedua musuh tersebut menjadi konflik langsung setelah serangan Iran pada akhir pekan yang mengirimkan ratusan drone dan rudal ke arah Israel.

Para pejabat Israel belum mengatakan bagaimana atau kapan mereka akan melakukan serangan. Namun ketika negara-negara di seluruh dunia mendesak Israel untuk menahan diri dan ancaman perang multi-front meningkat, jelas bahwa serangan langsung Israel ke wilayah Iran akan menimbulkan dampak besar.

Iran mengatakan pihaknya melakukan serangan tersebut untuk membalas serangan udara Israel yang menewaskan dua jenderal Iran di Suriah pada tanggal 1 April. Iran berjanji akan memberikan tanggapan yang lebih keras terhadap setiap serangan balik Israel di wilayahnya.

Ketika Israel fokus pada perangnya melawan Hamas di Gaza, dan setiap hari memerangi militan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, AS telah mendesak Israel untuk menahan diri.

Para pejabat AS mengatakan Presiden Joe Biden telah mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa AS tidak akan ikut serta dalam tindakan ofensif apa pun terhadap Iran, dan presiden tersebut “sangat jelas” kepada Netanyahu “bahwa kita harus berpikir secara hati-hati dan strategis” mengenai risiko-risiko eskalasi tersebut.

Kabinet perang Israel telah menghabiskan dua hari terakhir untuk memperdebatkan langkah selanjutnya. Berikut beberapa pertimbangan yang menjadi kunci keputusan mereka.

4 Risiko yang Dihadapi Israel jika Melakukan Serangan Balasan ke Iran

1. Meningkatkan Isolasi Israel

4 Risiko yang Dihadapi Israel jika Melakukan Serangan Balasan ke Iran

Foto/AP

Melansir AP, keberhasilan pertahanan udara Israel pada Sabtu malam – yang dilakukan bersama-sama dengan AS, Inggris, Prancis dan Yordania – memberi negara itu dukungan dan simpati internasional yang singkat setelah berbulan-bulan meningkatnya isolasi internasional atas perang Gaza. Serangan enam bulan tersebut telah menewaskan hampir 34.000 warga Palestina, menurut pejabat kesehatan setempat, dan menimbulkan bencana kemanusiaan.

Koalisi mitra internasional membantu Israel mempertahankan diri secara efektif. Militer Israel mengatakan 99% senjata berhasil dicegat, dan hanya sedikit yang mencapai wilayah udara Israel. Serangan tersebut hanya menimbulkan kerusakan ringan dan melukai satu orang: seorang gadis berusia 7 tahun.

Koalisi ini bekerja di bawah kepemimpinan Komando Pusat AS, yang mengawasi pasukan Amerika di wilayah tersebut. Ia bekerja sama dengan Israel dan negara-negara Arab moderat untuk membentuk front persatuan melawan Iran.

Yordania, sebuah negara yang sebagian besar penduduknya pro-Palestina, bergabung dalam upaya tersebut, meskipun berselisih dengan Israel terkait perang di Gaza, dan menyebut partisipasi mereka sebagai bentuk pembelaan diri.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0976 seconds (0.1#10.140)