"Ide Tentara Eropa berjalan terlalu jauh untuk Belanda," katanya setelah pertemuan kabinet pada hari Jumat. "NATO adalah dan tetap menjadi landasan kebijakan pertahanan kita," katanya lagi, yang dilansir Reuters, Sabtu (17/11/2018).
Presiden Prancis Emmanuel Macron memicu kontroversi pekan lalu dengan usulnya untuk pembentukan Tentara Eropa untuk melindungi diri Eropa dari China, Rusia dan bahkan Amerika Serikat.
Baca Juga:
Macron mengatakan bahwa dia ingin mengurangi ketergantungan Eropa pada militer dan senjata AS untuk keamanannya.
Seruan Macron mencerminkan keinginan di antara beberapa negara Eropa untuk lebih otonom dalam menangani pertahanan kolektif mereka sendiri. Sikap itu muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengkritik Eropa yang kontribusi pendanaannya terhadap NATO kurang memadai.
Trump beberapa hari lalu menyebut gagasan Macron "sangat menghina" AS. "Eropa seharusnya pertama membayar bagian yang adil dari NATO, yang sangat disubsidi AS," tulis Trump di Twitter.
Sedangkan Kanselir Jerman Angela Merkel mendukung ide Macron. Selama sesi parlemen Eropa, Merkel menekankan perlunya Eropa untuk meningkatkan kemampuan pertahanan diri, dan Tentara Eropa bisa berjalan sejajar dengan NATO.
"Eropa harus mengambil nasib ke tangan kami sendiri jika kami ingin melindungi komunitas kami," katanya.
Namun Rutte bersikeras NATO tetap menjadi penjaga utama keamanan Eropa. "Sejauh yang saya ketahui, itu adalah ilusi untuk berpikir bahwa Uni Eropa tanpa NATO dapat menjamin keselamatannya," kata Rutte.
"NATO, dan Amerika Serikat dalam originasi, tetap menjadi mitra penting bagi perdamaian dan keamanan di Eropa dan kami akan terus menunjukkan hal itu kepada mitra kami dalam diskusi kami," katanya.
(mas)