Usung Spirit Arafat, Palestina Bersiap Peringati Deklarasi Kemerdekaan

Selasa, 13 November 2018 - 23:26 WIB
Usung Spirit Arafat, Palestina Bersiap Peringati Deklarasi Kemerdekaan
Usung Spirit Arafat, Palestina Bersiap Peringati Deklarasi Kemerdekaan
A A A
JAKARTA - Palestina bersiap memperingati deklarasi kemerdekaan yang jatuh pada 15 November. Jejak mantan pemimpinnya, Yasser Arafat, menjadi spirit peringatan deklarasi tersebut.

Arafat meninggal pada 11 November 2004. Palestina baru saja memperingati hari meninggalnya mantan pemimpin tersebut sebagai sosok yang meninggalkan jejak spektakuler terkait permasalahan orang-orang Palestina dan gerakan pembebasan kontemporer.

"Kami memperingati hal ini untuk memberitahu kata-kata almarhum yang senantiasa diucapkan bahwa janji adalah janji dan sumpah adalah sumpah, mereka melihat hal tersebut masih jauh namun kami melihatnya hal itu sudah dekat dan kami mempercayai hal tersebut," kata Kedutaan Besar Palestina di Jakarta, dalam rilis yang diterima SINDOnews.com, Selasa (13/11/2018).

Deklarasi Kemerdekaan Negara Palestina dinyatakan oleh Yasser Arafat pada 15 November 1988. "Pada kesempatan ini kami ingin menekankan bahwa rakyat Palestina akan terus berusaha sedaya upaya dengan penuh perjuangan dan pengorbanan untuk mewujudkan dan menetapkan keberadaannya di tanah bersejarah Palestina," lanjut keduataan.

"Kami akan terus berjuang agar dapat mengibarkan bendera Palestina di menara-menara masjid Yerusalem dan gereja-gereja Yerusalem," imbuh kedutaan Palestina.

Tanggal 15 November juga menandai hari solidaritas global dengan rakyat Palestina dan diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tahun 1977 untuk mengonfirmasi solidaritas dengan rakyat Palestina yang berjuang untuk memastikan hak nasional mereka.

Pihak kedutaan menyatakan, bertepatan dengan hari solidaritas dengan rakyat Palestina dengan intensifikasi serangan pendudukan mengambil karakter rasis dari para penjajah Israel yang berimbas pada rakyat Palestina.

"Tanah disita untuk kepentingan pendudukan zionis Israel dan Yerusalem berpeluang menjadi program Yahudisasi secara penuh dan Al-Aqsa terancam yang hanya menunggu waktu," kata kedutaan Palestina.

"Serta tempat tempat lain pun tengah bersiap untuk kehancuran dalam tahap berikutnya oleh mesin pemusnah yang bernama Israel di mana mereka terus melakukan lebih banyak pembunuhan, pengepungan, penangkapan dan penghancuran," papar kedutaan Palestina.

Kedutaan tersebut kembali mengecam pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel dan memerintahkan pemindahan kedutaan negaranya dari Tel Aviv ke kota suci tersebut. Menurut kedutaan, langkah Trump merupakan pelanggaran yang mencolok terhadap hukum internasional dan segala bentuk perjanjian yang sudah ditandatangani dan khususnya resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Orang-orang Palestina dan dengan semua orang di dunia tidak akan berlutut, tidak akan menyerah dan gentar, akan selalu bangkit dan akan terus berjuang dalam pertempuran politik dan diplomatik bermodalkan hukum internasional dan keanggotaan kami di Dewan Keamanan PBB dan dalam sistem internasional," papar kedutaan.

"Pada kesempatan ini, kami menegaskan kembali penolakan kami atas semua keputusan sepihak AS yang dinilai ilegal dan tidak sah, yang bermaksud untuk menekan kami," lanjut kedutaan tersebut.

"Ini adalah posisi kami, yang tidak akan berubah dalam upaya terwujudnya perdamaian yang adil dan sepenuhnya yang menjamin hak-hak politik dan nasional."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4545 seconds (0.1#10.140)