Perusahaan Keamanan Siber Rusia Buka Markas Global di Singapura

Senin, 12 November 2018 - 16:10 WIB
Perusahaan Keamanan Siber Rusia Buka Markas Global di Singapura
Perusahaan Keamanan Siber Rusia Buka Markas Global di Singapura
A A A
SINGAPURA - Perusahaan cybersecurity (keamanan siber) Rusia, Group IB, akan membuka markas global di Singapura pada tahun ini atau pada awal tahun 2019. Pembukaan markas di negara tetangga Indonesia itu sebagai bagian dari rencana ekspansi internasional.

Kepala eksekutif Group IB, Ilya Sachkov, mengonfirmasi rencana pembukaan kantor tersebut, Senin (12/11/2018).

Sachkov, 32, adalah salah satu pendiri perusahaan keamanan siber yang berbasis di Moskow tersebut. Group IB didirikan pada tahun 2003 dan berfokus pada penyelidikan kejahatan teknologi tinggi dan penipuan online.

Kliennya termasuk bank, perusahaan energi, perusahaan telekomunikasi mulai dari Rusia hingga Amerika Latin, Kanada, Amerika Serikat dan Inggris. Perusahaan ini juga memiliki kantor di London, New York dan Dubai.

Pembukaan markas di Singapura dilakukan perusahaan itu ketika Rusia dan Barat sedang berseteru terkait tuduhan bahwa Moskow ikut campur pemilu AS 2016. Kremlin membantah tuduhan tersebut.

Sachkov, yang memimpin tim lebih dari 300 orang, mengatakan waktu untuk pembukaan markas di Singapura sudah tepat.

"Ini adalah pusat keuangan Asia, dan bisnis kami berjalan dengan baik di Asia. Singapura adalah negara pertama yang membeli produk kami, markas cyber-crime Interpol, di mana kami bekerja sama, terletak di Singapura," kata Sachkov, seperti dilansir Reuters.

Sachkov, yang merupakan seorang insinyur cybersecurity, mengatakan bahwa agar bisnis dapat berkembang, itu harus bersifat global.

Dia mengatakan, di Asia, Group IB berencana untuk menargetkan klien antara lain mulai dari bank hingga sistem pembayaran dan dari pertukaran cryptocurrency ke perusahaan energi dan "smart city".

Pesaing Group IB, Kaspersky Lab yang berbasis di Moskow, menjadi sorotan setelah Amerika Serikat tahun lalu memerintahkan lembaga pemerintah sipil untuk menghapus perangkat lunak Kaspersky dari jaringan komputer mereka. Alasannya, Washington khawatir Rusia mengeksploitasi perangkat lunak anti-virus untuk memata-matai pelanggan.

Kaspersky, pemimpin global dalam perangkat lunak anti-virus, dengan keras menolak tuduhan itu.

Ditanya bagaimana Sachkov berencana menarik investor baru di tengah ketegangan Rusia-Barat, dia mengatakan bahwa pengalaman Group IB dengan pelanggan dari negara lain, termasuk lembaga penegak hukum, akan membantu.

"Semua orang tahu bahwa tidak pernah ada informasi yang bocor dari kami dan tidak digunakan dalam politik, kami memiliki tingkat kepercayaan," kata Sachkov.

"Kami tidak kehilangan klien apa pun di Amerika Serikat atau di Inggris Raya, di Eropa kami bahkan tumbuh."

Dia mengatakan bahwa perusahaan, yang merupakan mitra resmi Interpol dan Europol dalam menyelidiki kejahatan dunia maya, juga siap untuk membuka kode sumbernya untuk setiap klien sebagai cara untuk membangun kepercayaan dengan mitra baru dan yang sudah ada. Menurut Group IB, pelanggannya telah mampu memulihkan USD300 juta berkat layanan perusahaan.
Sachkov menambahkan bahwa perusahaannya berencana untuk berinvestasi sekitar USD30 juta di Kantor Pusat Singapura hingga 2022. Kantornya akan mempekerjakan 90 orang, termasuk 15 orang Rusia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4086 seconds (0.1#10.140)