Pemimpin Dunia Peringati Seabad Perang Dunia I

Senin, 12 November 2018 - 10:49 WIB
Pemimpin Dunia Peringati Seabad Perang Dunia I
Pemimpin Dunia Peringati Seabad Perang Dunia I
A A A
PARIS - Sekitar 70 pemimpin dunia berkumpul di Arc de Triomphe, Paris, kemarin untuk upacara memperingati 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I (PDI).

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kanselir Jerman Angela Merkel serta puluhan presiden, perdana menteri (PM) dan raja dari Eropa, Afrika, Timur Tengah dan lainnya bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingati berakhirnya perang di penjuru Eropa seabad lalu.

Peringatan ini menjadi pusat penghargaan dunia pada 10 juta tentara yang tewas saat PDI yang berlangsung 1914-1918 dan momen Gencatan Senjata yang ditandatangani di timurlaut Prancis berlaku pukul 11 siang pada 11 November 1918.

Saat berpidato selama 20 menit, Macron menyoroti meninggalnya 10 juta tentara, jutaan wanita yang menjadi janda dan anak-anak yatim. “Pelajaran Perang Besar tidak bisa menjadikan kebencian antara orang, tidak boleh berlalu dan dilupakan,” kata Macron di depan para veteran tentara Prancis yang juga ikut dalam upacara itu.

“Ini kewajiban paling mengakar untuk memikirkan masa depan dan mempertimbangkan apa yang penting,” tutur Macron.

Saat konvoi Trump melintasi Champs Elysees menuju Arc de Triomphe, para demonstran dari kelompok feminis radikal Femen berlari mengejar iringan mobilnya. Mereka hanya berjarak beberapa meter dari konvoi Trump sebelum dihalangi oleh personil kepolisian.

Sejumlah foto dari lokasi kejadian menunjukkan seorang demosntran menuliskan kata “fake peacemaker” atau “pembuat perdamaian palsu” di sekujur tubuhnya.

Di kanopi kaca di bagian bawah lengkungan kemenangan yang dibangun Kaisar Napoleon pada 1806, para pemimpin berdiri untuk mengikuti upacara. Yang terakhir tiba di lokasi itu adalah Putin yang berjabat tangan dengan Macron, Merkel dan kemudian Trump. Putin secara singkat memberi acungan jempol pada Trump.

Macron berdiri saat band militer memainkan lagu nasional Prancis, Marseillaise, sebelum berjalan memeriksa pasukan di tengah guyuran hujan. Dia kemudian mengambil tempatnya di bawah Arc saat pemain celo Yo-Yo Ma memainkan aransemen dari simponi Bach.

Dalam penampilan publik yang langka, Macron dan Merkel berpegangan tangan pada Sabtu (10/11) saat upacara di Compiegne Forest, utara Paris, tempat delegasi Prancis dan Jerman menandatangani Gencatan Senjata yang mengakhiri perang.

Konflik itu merupakan salah satu sejarah paling berdarah yang membentuk politik dan demografi Eropa. Perdamaian hanya berlangsung singkat dan dua dekade kemudian Nazi Jerman menginvasi negara-negara tetangganya.

Menjelang upacara kemarin, Macron telah mengunjungi berbagai kota dan bekas medan perang yang terletak di sepanjang bagian barat Prancis. Selama tur itu, Macron memperingatkan bahaya kebangkitan kembali nasionalisme di Eropa karena dapat mengancam benua itu. Tema ini kembali diangkatnya dalam pidato kemarin.

“Patriotisme adalah lawan pasti nasionalisme. Nasionalisme pengkhianatan. Setan-setan lama telah bangkit kembali, siap menunjukkan kekacauan dan kematian,” tutur Macron yang memperingatkan bagaimana ideologi dan mengabaikan fakta-fakta dapat dimanfaatkan.

Macron menambahkan, “Sejarang kadangkala mengancam untuk mengulang pola tragisnya, dan merusak warisan perdamaian yang kita pikir telah kita tutup dengan darah para pendahulu kita.”

Kemarin siang, Macron menjadi tuan rumah inagurasi Forum Perdamaian Paris yang mendorong pendekatan multilateral untuk keamanan dan pemerintahan serta menghindari kesalahan seperti yang dapat memicu PDI.

“Hari ini ada satu keinginan dan saya katakan ini atas nama Jerman dengan penuh tekad, untuk melakukan apapun demi membawa perdamaian lebih bagi dunia, meski kami tahu kita harus bekerja lebih keras untuk mewujudkannya,” tutur Merkel, dikutip kantor berita Reuters.

Trump yang mendorong kebijakan nasionalis “America First” tidak akan hadir dalam forum tersebut. Trump menyatakan dia tidak akan menggelar pertemuan bilateral dengan Putin di Paris. Trump dan Putin diperkirakan memiliki perundingan resmi setelah bulan ini saat keduanya menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) G-20 di Buenos Aires.

Penasehat Khusus Robert Mueller sedang menyelidiki tuduhan intervensi Rusia pada pemilu AS 2016 dan setiap kemungkinan kolusi dengan tim kampanye Trump. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3363 seconds (0.1#10.140)