AS Berharap Rusia Izinkan Israel Membom Pasukan Iran di Suriah

Sabtu, 10 November 2018 - 08:22 WIB
AS Berharap Rusia Izinkan Israel Membom Pasukan Iran di Suriah
AS Berharap Rusia Izinkan Israel Membom Pasukan Iran di Suriah
A A A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) berharap Rusia mengizinkan pasukan Israel membom pasukan miliiter Iran di Suriah. Harapan itu disampaikan diplomat Washington setelah Moskow memasok sistem rudal anti-pesawat S-300 kepada militer Damaskus.

"Rusia telah permisif, dalam konsultasi dengan Israel, tentang serangan Israel terhadap target Iran di Suriah. Kami tentu berharap bahwa pendekatan permisif akan terus berlanjut," kata Duta Besar AS untuk Suriah James Jeffrey, seperti dikutip dari Business Insider, Sabtu (11/10/2018).

Rusia mengirimkan sistem pertahanan udara S-300 ke Suriah setelah pesawat mata-mata Il-20 Rusia tak sengaja ditembak jatuh oleh sistem rudal S-200 Suriah yang sedang merespons serangan empat jet tempur F-16 Israel di Latakia. Insiden pada 17 September itu menewaskan 15 tentara Moskow.

Iran adalah sekutu kunci Presiden Suriah Bashar al-Assad, selain Rusia. Namun, Israel menganggap Teheran sebagai musuh nomor satu dan bersumpah untuk memerangi penumpukan militer Iran di Suriah yang berbatasan dengan negara mayoritas Yahudi tersebut.

"Israel memiliki kepentingan eksistensial dalam menghalangi Iran untuk menyebarkan sistem proyeksi keuatan jarak jauh...di Suriah untuk digunakan melawan Israel. Kami memahami kepentingan eksistensial dan kami mendukung Israel," kata Jeffrey.

Menurut Jeffrey, insiden Il-20 telah menggarisbawahi risiko yang terkait dengan beberapa kekuatan militer di satu panggung perang.

"Upaya kami segera adalah mencoba menenangkan situasi itu dan kemudian beralih ke solusi jangka panjang," katanya.

Jeffrey mengatakan, AS bertujuan untuk bergerak menuju solusi politik dari konflik Suriah dengan memastikan semua militer asing mundur dari negeri Bashar al-Assad tersebut, selain militer Rusia.

"Orang-orang Rusia, yang pernah ada di sana sebelumnya, pada kenyataannya tidak akan mundur, tetapi Anda memiliki empat kekuatan militer asing lainnya, Israel, Turki, Iran, dan Amerika. Semuanya beroperasi di dalam Suriah saat ini. Ini adalah situasi berbahaya," kata Jeffrey.

Sejauh ini, militer Teheran menyatakan akan tetap berada di Suriah selama Presiden Bashar al-Assad menginginkannya. Seperti halnya Rusia, Iran memiliki undangan resmi dari Presiden Assad untuk berada di negara tersebut.

Sebelumnya pada bulan Juni, Assad menekankan bahwa dia mengundang para militer sekutu ke negaranya dan dia tidak akan pernah meminta mereka untuk pergi, seperti yang diminta oleh Amerika Serikat dan Israel.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4852 seconds (0.1#10.140)