Beberapa Petinggi Partai Komunis China Hilang, Apa yang Sebenarnya Terjadi?
loading...
A
A
A
BEIJING - Ketegangan politik di pemerintahan Presiden China Xi Jinping terus terjadi dari tahun ke tahun dan berlanjut pada 2024. Xi dinilai terus “memberantas” semua orang yang dianggap mengancam, termasuk mereka yang merupakan petinggi Partai Komunis China (CCP).
Pada 25 Februari, kantor berita Xinhua merilis laporan kerja lengkap dari badan anti-korupsi utama China—Komisi Pusat Inspeksi Disiplin atau CCDI. CCDI adalah badan antikorupsi bentukan Xi Jinping, yang dinilai telah digunakan untuk membersihkan para saingan politiknya.
Mengutip dari Greek City Times, Senin (18/3/2024), angka-angka dalam laporan tersebut lebih mengejutkan dari perkiraan. Pada 2023 saja, CCDI menangani hampir 2,7 juta individu. Xi Jinping menjadikan pemberantasan korupsi di CCP sebagai landasan pemerintahannya.
Meski telah berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun dan melibatkan hampir 2,7 juta orang di tahun 2023 saja, perjuangan Xi melawan korupsi tidak berjalan baik. Hal ini merupakan kelanjutan dari pembersihan besar-besaran yang dilakukan militer China di akhir 2023.
Laporan CCDI mengidentifikasi 34 pejabat pemerintah pusat yang dipecat, menyebut mereka sebagai "orang bermuka dua”, dan mengatakan bahwa 87 orang sedang diselidiki. Namun yang menarik, ada dua nama yang tidak masuk dalam daftar itu.
Li Shangfu, mantan Menteri Pertahanan China, hilang pada akhir Agustus dan secara resmi dicopot dua bulan setelahnya. Pejabat tinggi lainnya adalah Qin Gang, mantan Menteri Luar Negeri China dan sekutu dekat Xi.
Rumor tentang Qin Gang sangat liar, bahkan dalam politik China. Rumor paling awal menyebutkan dia hilang karena berselingkuh dengan reporter TV Phoenix milik pemerintah, Fu Xiaotian. Rumor ini bahkan meluas hingga mengeklaim ada seorang anak di antara mereka yang mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat, dan entah kenapa, seiring berjalannya waktu, rumor tersebut semakin menggila.
Pada Desember 2023, Politico merilis sebuah artikel yang menyatakan: "Qin meninggal, entah karena bunuh diri atau penyiksaan, pada akhir Juli di rumah sakit militer di Beijing" setelah pertemuan rahasia antara Xi dan wakil menteri luar negeri Rusia, yang memperingatkan Xi: ”Qin telah membantu membocorkan rahasia nuklir China kepada badan intelijen Barat."
Kabar ini tersebar di media sosial di China, dan warganet pun ramai bergosip tentang hilangnya Qin. Hal ini dapat dengan mudah dipahami karena terdapat banyak larangan terhadap media arus utama yang dikelola pemerintah China. Jadi tampaknya, meski ada rumor bunuh diri atau meninggal setelah disiksa, Qin Gang mungkin masih hidup dan berada dalam kondisi sehat.
Pada 27 Februari, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) China mengeluarkan pemberitahuan tentang pemecatan 11 deputi.
Dari jumlah tersebut, empat orang mengundurkan diri—tidak ada yang tahu mengapa mereka mengundurkan diri. Bisa karena alasan pribadi, atau bisa juga karena tekanan. Namun, terdapat tujuh pemecatan, yang berarti mereka "kemungkinan besar telah dinyatakan bersalah melakukan kesalahan besar dan kemungkinan besar akan diserahkan kepada otoritas kehakiman China."
Qin Gang adalah salah satu nama dalam daftar yang mengundurkan diri. Fakta bahwa Qin dapat mengundurkan diri secara sukarela menunjukkan bahwa dirinya tidak dinyatakan bersalah atas kesalahan signifikan apa pun.
Ingat, Qin adalah sekutu Xi Jinping. Xi kemungkinan besar telah menargetkan Qin karena lawan politik memaksanya melakukan hal tersebut atas dasar keamanan nasional. Xi perlu mengeluarkan Qin dari pemerintahan, tapi dengan cara yang “lembut”.
Sino-Insider, sebuah konsultan risiko yang berspesialisasi dalam politik elite China, menyatakan: “Hal ini kemungkinan akan meningkatkan atau menstabilkan moral sekutu politik dan loyalis Xi karena mereka percaya bahwa pelindung politik mereka tidak paranoid seperti Mao Zedong dan masih bisa diandalkan untuk melindungi kepentingan mereka, bahkan dalam situasi politik yang sulit."
Sementara itu, Li Shangfu hilang dari daftar pemecatan atau pengunduran diri. Li masih menjadi wakil NPC.
Kongres Rakyat Nasional China adalah kongres stempel bagi China. Ada penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap militer China, yang menunjukkan bahwa apa yang terjadi dengan Li Shangfu lebih parah daripada apa yang terjadi dengan Qin Gang.
Perkembangan terkini tentang Li Shangfu adalah sekitar 26 Februari. Namanya telah dihapus dari daftar pimpinan tertinggi Komisi Militer Pusat di situs Kementerian Pertahanan China, namun masih ada setidaknya pada 3 Januari tahun ini.
“Jika Xi merasa sangat aman dalam kekuasaan dan posisinya, dia akan merasa nyaman dengan mengurangi upaya indoktrinasi dan intimidasinya dan tidak perlu terus-menerus memberitahukan kepada publik bahwa dia adalah pemimpin yang tegas, dan para pejabat senior harus mematuhinya,” sebut Sino-Insider.
Namun, semakin lama Xi menggunakan tangan besi CCP dan ideologinya untuk mengamankan kekuasaan, maka semakin besar pula kebencian yang akan dia timbulkan di internal CCP dan dunia internasional.
Xi semakin dipandang sebagai sosok otoriter yang tidak stabil, dan pada saat perekonomian China sangat tidak stabil, hal ini dapat menimbulkan bencana bagi CCP.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Pada 25 Februari, kantor berita Xinhua merilis laporan kerja lengkap dari badan anti-korupsi utama China—Komisi Pusat Inspeksi Disiplin atau CCDI. CCDI adalah badan antikorupsi bentukan Xi Jinping, yang dinilai telah digunakan untuk membersihkan para saingan politiknya.
Mengutip dari Greek City Times, Senin (18/3/2024), angka-angka dalam laporan tersebut lebih mengejutkan dari perkiraan. Pada 2023 saja, CCDI menangani hampir 2,7 juta individu. Xi Jinping menjadikan pemberantasan korupsi di CCP sebagai landasan pemerintahannya.
Meski telah berlangsung selama lebih dari sepuluh tahun dan melibatkan hampir 2,7 juta orang di tahun 2023 saja, perjuangan Xi melawan korupsi tidak berjalan baik. Hal ini merupakan kelanjutan dari pembersihan besar-besaran yang dilakukan militer China di akhir 2023.
Laporan CCDI mengidentifikasi 34 pejabat pemerintah pusat yang dipecat, menyebut mereka sebagai "orang bermuka dua”, dan mengatakan bahwa 87 orang sedang diselidiki. Namun yang menarik, ada dua nama yang tidak masuk dalam daftar itu.
Li Shangfu, mantan Menteri Pertahanan China, hilang pada akhir Agustus dan secara resmi dicopot dua bulan setelahnya. Pejabat tinggi lainnya adalah Qin Gang, mantan Menteri Luar Negeri China dan sekutu dekat Xi.
Rumor tentang Qin Gang sangat liar, bahkan dalam politik China. Rumor paling awal menyebutkan dia hilang karena berselingkuh dengan reporter TV Phoenix milik pemerintah, Fu Xiaotian. Rumor ini bahkan meluas hingga mengeklaim ada seorang anak di antara mereka yang mendapat kewarganegaraan Amerika Serikat, dan entah kenapa, seiring berjalannya waktu, rumor tersebut semakin menggila.
Pengunduran Diri Pejabat
Pada Desember 2023, Politico merilis sebuah artikel yang menyatakan: "Qin meninggal, entah karena bunuh diri atau penyiksaan, pada akhir Juli di rumah sakit militer di Beijing" setelah pertemuan rahasia antara Xi dan wakil menteri luar negeri Rusia, yang memperingatkan Xi: ”Qin telah membantu membocorkan rahasia nuklir China kepada badan intelijen Barat."
Kabar ini tersebar di media sosial di China, dan warganet pun ramai bergosip tentang hilangnya Qin. Hal ini dapat dengan mudah dipahami karena terdapat banyak larangan terhadap media arus utama yang dikelola pemerintah China. Jadi tampaknya, meski ada rumor bunuh diri atau meninggal setelah disiksa, Qin Gang mungkin masih hidup dan berada dalam kondisi sehat.
Pada 27 Februari, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) China mengeluarkan pemberitahuan tentang pemecatan 11 deputi.
Dari jumlah tersebut, empat orang mengundurkan diri—tidak ada yang tahu mengapa mereka mengundurkan diri. Bisa karena alasan pribadi, atau bisa juga karena tekanan. Namun, terdapat tujuh pemecatan, yang berarti mereka "kemungkinan besar telah dinyatakan bersalah melakukan kesalahan besar dan kemungkinan besar akan diserahkan kepada otoritas kehakiman China."
Qin Gang adalah salah satu nama dalam daftar yang mengundurkan diri. Fakta bahwa Qin dapat mengundurkan diri secara sukarela menunjukkan bahwa dirinya tidak dinyatakan bersalah atas kesalahan signifikan apa pun.
Ingat, Qin adalah sekutu Xi Jinping. Xi kemungkinan besar telah menargetkan Qin karena lawan politik memaksanya melakukan hal tersebut atas dasar keamanan nasional. Xi perlu mengeluarkan Qin dari pemerintahan, tapi dengan cara yang “lembut”.
Sino-Insider, sebuah konsultan risiko yang berspesialisasi dalam politik elite China, menyatakan: “Hal ini kemungkinan akan meningkatkan atau menstabilkan moral sekutu politik dan loyalis Xi karena mereka percaya bahwa pelindung politik mereka tidak paranoid seperti Mao Zedong dan masih bisa diandalkan untuk melindungi kepentingan mereka, bahkan dalam situasi politik yang sulit."
Sosok Otoriter
Sementara itu, Li Shangfu hilang dari daftar pemecatan atau pengunduran diri. Li masih menjadi wakil NPC.
Kongres Rakyat Nasional China adalah kongres stempel bagi China. Ada penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap militer China, yang menunjukkan bahwa apa yang terjadi dengan Li Shangfu lebih parah daripada apa yang terjadi dengan Qin Gang.
Perkembangan terkini tentang Li Shangfu adalah sekitar 26 Februari. Namanya telah dihapus dari daftar pimpinan tertinggi Komisi Militer Pusat di situs Kementerian Pertahanan China, namun masih ada setidaknya pada 3 Januari tahun ini.
“Jika Xi merasa sangat aman dalam kekuasaan dan posisinya, dia akan merasa nyaman dengan mengurangi upaya indoktrinasi dan intimidasinya dan tidak perlu terus-menerus memberitahukan kepada publik bahwa dia adalah pemimpin yang tegas, dan para pejabat senior harus mematuhinya,” sebut Sino-Insider.
Namun, semakin lama Xi menggunakan tangan besi CCP dan ideologinya untuk mengamankan kekuasaan, maka semakin besar pula kebencian yang akan dia timbulkan di internal CCP dan dunia internasional.
Xi semakin dipandang sebagai sosok otoriter yang tidak stabil, dan pada saat perekonomian China sangat tidak stabil, hal ini dapat menimbulkan bencana bagi CCP.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(mas)