Kesal LCS Diusik, China: Kebebasan Navigasi Bukan untuk Invasi

Jum'at, 21 September 2018 - 15:36 WIB
Kesal LCS Diusik, China: Kebebasan Navigasi Bukan untuk Invasi
Kesal LCS Diusik, China: Kebebasan Navigasi Bukan untuk Invasi
A A A
LONDON - Beijing menghargai prinsip kebebasan navigasi tetapi tidak akan diam karena kekuatan Barat menggunakannya sebagai dalih untuk memamerkan kekuatan militer dan menciptakan masalah di Laut China Selatan (LCS). Hal itu diungkapkan Duta Besar China untuk Inggris, Liu Xiaoming dalam Program Induksi Tahunan untuk Diplomat Persemakmuran, yang diadakan di London.

“Beberapa negara besar di luar kawasan tampaknya tidak menghargai kedamaian dan ketenangan di Laut Cina Selatan. Mereka mengirim kapal perang dan pesawat terbang ke Laut Cina Selatan untuk menciptakan masalah,”kata Xiaoming seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (21/9/2018).

China, Xiaoming menekankan, tidak memiliki masalah dengan kebebasan navigasi dan benar-benar "menghargai" prinsip tersebut. Kebebasan navigasi memungkinkan "ratusan ribu" kapal untuk berlayar melalui perairan salah satu arteri perdagangan terbesar di dunia yang disengketakan itu.

Beijing hanya prihatin ketika kapal-kapal Amerika Serikat (AS) dan sekutu mereka dengan berani melanggar perairan wilayah Paracel dan kepulauan Spratly, di mana China telah membangun infrastruktur militer untuk melindungi klaim teritorialnya.

"Di bawah alasan apa yang disebut 'kebebasan navigasi', mereka mengabaikan jalur laut yang luas dan memilih untuk berlayar ke perairan yang berdekatan dari pulau-pulau dan terumbu China untuk memamerkan kekuatan militer mereka," cetus Xiaoming.

Xiaoming menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius kedaulatan China dan ancaman terhadap keamanan serta perdamaian dan stabilitas kawasan.

“Kebebasan navigasi bukanlah lisensi untuk melakukan apa pun yang diinginkan. Kebebasan navigasi bukanlah kebebasan untuk menginvasi wilayah perairan negara lain dan melanggar kedaulatan negara lain," ujarnya.

"'Kebebasan' semacam itu harus dihentikan. Jika tidak, Laut Cina Selatan tidak akan pernah tenang,” imbuhnya.

Laut Cina Selatan yang kaya sumber daya adalah subyek klaim sejumlah negara, termasuk China, Vietnam, Filipina, Indonesia, Malaysia dan Brunei. AS telah mengirimkan sejumlah kapal dan pesawat terbangnya untuk melakukan misi patroli di wilayah yang disengketakan, berulang kali menyebabkan protes dari Beijing.

Sekutu AS, yaitu Inggris dan Jepang, juga telah mengguncang China dengan unjuk kekuatan di perairan yang disengketakan. Baru minggu lalu Pasukan Bela Diri Maritim Jepang menggelar latihan kapal selam di kawasan itu, dengan partisipasi kapal perusak.

Sebelumnya, pada awal September, Beijing dipaksa mengirim kapal frigat dan dua helikopter untuk mengawal HMS Albion Inggris melalui Laut Cina Selatan.

Baca Juga: Setelah AS, Giliran Kapal Perang Inggris Dekati Pulau China di LCS China Murka Kapal Perang Inggris Dekati Kepulauan Paracel di LCS
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4799 seconds (0.1#10.140)