AS Tawari Korsel 6 Pesawat P-8 dan 64 Sistem Rudal Patriot

Jum'at, 14 September 2018 - 17:00 WIB
AS Tawari Korsel 6 Pesawat P-8 dan 64 Sistem Rudal Patriot
AS Tawari Korsel 6 Pesawat P-8 dan 64 Sistem Rudal Patriot
A A A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri AS menawarkan paket penjualan perangkat keras militer untuk Korea Selatan (Korsel) senilai USD2,6 miliar (Rp38,4 triliun). Paket yang ditawarkan ini mencakup enam pesawat pengintai maritim P-8 dan 64 sistem rudal Patriot Advanced Capability (PAC)-3.

Kesepakatan untuk P-8 memiliki label harga potensial sebesar USD2,1 miliar, sementara senjata Patriot bisa berharga USD501 juta. Total nilai kesepakatan yang akan menguntungkan kontraktor militer Amerika itu mencapai USD2,6 miliar.

Rencana penjualan paket perangkat keras militer tersebut diumumkan oleh Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA) pada Kamis, 13 September 2018.

Pengumuman DSCA belum bisa final karena masih harus menunggu persetujuan Senat AS. Jumlah dan biaya pengadaan peralatan militer itu juga masih bisa berubah dalam negosiasi akhir.

Paket peralatan militer Washington itu diklaim akan kemampuan meningkatkan militer Republik Korea (ROK)—nama resmi Korsel—untuk mengantisipasi ancaman dua tetangganya, Korea Utara dan China yang telah meningkatkan armada kapal selam militernya.

Termasuk dalam paket P-8 adalah sembilan Sistem Distribusi Informasi Multifungsi Sistem Radio Taktis Bersama; 42 AN/AAR-54 Sensor Peringatan Rudal; dan berbagai macam mesinnya, sistem akustik Electro-Optical hingga perangkat lunak.

“ROK sudah melakukan pengadaan dan telah mengoperasikan P-3 Maritime Surveillance Aircraft (MSA) buatan AS selama lebih dari 25 tahun, menyediakan interoperabilitas dan kemampuan penting untuk operasi maritim koalisi,” tulis DSCA, yang dikutip Defense News, Jumat (14/9/2018).

“ROK telah mempertahankan akuisisi MSA dan hubungan serta dukungan bersama Angkatan Laut AS selama periode tersebut. Penjualan yang diusulkan akan memungkinkan ROK untuk memodernisasi dan mempertahankan kemampuan MSA-nya selama 30 tahun ke depan. Sebagai operator P-3 yang lama, ROK tidak akan mengalami kesulitan untuk mentransisikan kekuatan MSA-nya ke P-8A." lanjut DSCA.

Produksi pesawat P-8A akan dikerjakan oleh Boeing di Seattle. Adapun rudal Patriot, Lockheed Martin adalah kontraktor utama.

"ROK akan menggunakan sistem rudal Patriot untuk meningkatkan kemampuan pertahanan rudalnya, mempertahankan integritas teritorialnya dan mencegah ancaman terhadap stabilitas regional," imbuh DSCA.

“Penjualan yang diusulkan akan meningkatkan kemampuan pertahanan militer ROK untuk menjaga diri terhadap agresi musuh dan melindungi sekutu yang berlatih dan beroperasi dalam perbatasan Korea Selatan. ROK seharusnya tidak mengalami kesulitan untuk menyerap sistem ini ke dalam angkatan bersenjatanya," papar DSCA.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4564 seconds (0.1#10.140)