PBB: Tahun Ini, Assad Lakukan 3 Kali Serangan Senjata Kimia

Kamis, 13 September 2018 - 10:45 WIB
PBB: Tahun Ini, Assad Lakukan 3 Kali Serangan Senjata Kimia
PBB: Tahun Ini, Assad Lakukan 3 Kali Serangan Senjata Kimia
A A A
JENEWA - Laporan penyelidik PBB menyatakan rezim Suriah yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad melakukan tiga kali serangan senjata kimia terhadap warga sipil sepanjang tahun 2018. Senjata kimia yang dimaksud adalah gas klorin.

Laporan itu dirilis hari Rabu (12/9/2018). "Pasukan Presiden Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia terlarang dalam serangan di Douma, dekat Damaskus, pada 22 Januari dan 1 Februari, serta di provinsi Idlib utara pada 4 Februari," bunyi laporan penyelidik PBB yang dikutip Reuters, Kamis (13/9/2018).

Menurut para penyelidik, sejumlah warga sipil terluka dalam tiga serangan, termasuk perempuan dan anak-anak.

"Untuk merebut kembali Ghouta timur pada bulan April, pasukan pemerintah melancarkan banyak serangan membabi buta di daerah-daerah sipil berpenduduk padat, yang termasuk penggunaan senjata kimia," lanjut laporan penyelidik PBB.

"Komisi menyimpulkan bahwa, pada dua kesempatan ini, pasukan pemerintah dan atau milisi yang berafiliasi melakukan kejahatan perang dengan menggunakan senjata terlarang dan meluncurkan serangan membabi buta di daerah-daerah berpenduduk sipil di Ghouta timur."

"Amunisi yang didokumentasikan dipasang di sekitar roket artileri Iran yang diproduksi secara industri yang diketahui telah dipasok ke pasukan yang diperintahkan oleh pemerintah," imbuh laporan penyelidik PBB.

Di Idlib, sambung laporan itu, helikopter pemerintah Assad menjatuhkan setidaknya dua bom barel bermuatan kaporit di daerah Taleel di Saraqeb.

Laporan didasarkan pada ratusan wawancara dengan data angka di lapangan. Data terbaru ini menambah daftar laporan serangan senjata di Suriah sejak 2013 menjadi 33 kali. Lebih dari enam serangan belum diketahui pasti apakah terkait dengan rezim Suriah atau tidak.

Suriah belum menanggapi laporan penyelidik PBB. Sedangkan sekutunya, Rusia, menuduh pemberontak yang menggunakan senjata kimia dengan target warga sipil termasuk anak-anak.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis mengatakan, Assad telah diperingatkan untuk tidak menggunakan senjata kimia dalam serangan di Provinsi Idlib.

Rezim itu telah dua kali menjadi sasaran serangan rudal-rudal jelajah AS dan sekutunya setelah dituduh melakukan serangan senjata kimia.

"Di Idlib, kami mengamati dengan sangat dekat apa yang dilakukan rezim Assad, dibantu dan didukung oleh Iran dan Rusia," kata Mattis kepada wartawan di Pentagon.

Provinsi Idlib merupakan basis pemberontak Suriah terbesar dan terakhir yang akan diperangi rezim Assad. Pertempuran di Idlib diyakini akan menjadi akhir dari perang sipil Suriah.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3663 seconds (0.1#10.140)