Pelit Bantu Palestina, Menlu AS Nilai Khamenei Munafik

Minggu, 09 September 2018 - 06:53 WIB
Pelit Bantu Palestina, Menlu AS Nilai Khamenei Munafik
Pelit Bantu Palestina, Menlu AS Nilai Khamenei Munafik
A A A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Michael "Mike" Pompeo menilai Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei munafik. Menurutnya, rezim Iran pelit karena hanya menyumbangkan sejumlah kecil uang untuk organisasi bantuan PBB untuk Palestina.

"Rezim Iran menghukum warga Palestina dengan memberi mereka hanya USD20.000, ya, USD20.000 melalui UNWRA dari 2008 hingga 2017," tulis Pompeo di Twitter pada hari Sabtu (8/9/2018).

Penilaian dari diplomat top Amerika ini muncul setelah Khamenei menulis pesan tweet ke Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Dalam pesan itu, dia mengatakan bahwa "Palestina tidak boleh diabaikan bahkan untuk sedetik pun".

"Ayatollah Khamenei mengatakan dia peduli dengan orang Palestina," sindir Pompeo via akun Twitter-nya, @SecPompeo.

Menurutnya, fakta bahwa sejak tahun 1994, AS menyediakan USD6,3 miliar bantuan untuk mendukung rakyat Palestina. "Rezim korup Iran menyediakan ratusan juta bantuan kepada teroris yang membahayakan kehidupan dan mata pencaharian warga Palestina," ujar Pompeo.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump telah memerintahkan agar bantuan USD25 juta (Rp370 miliar) yang dialokasikan untuk rumah sakit Palestina di Yerusalem Timur dihentikan. Dia minta bantuan itu dialihkan ke tempat lain.

Perintah Trump itu disampaikan seorang pejabat Departemen Luar Negeri pada hari Sabtu.

Pemimpin Amerika itu sejak beberapa bulan lalu menyerukan peninjauan ulang bantuan AS kepada Palestina. Dia ingin memastikan bahwa dana tersebut dibelanjakan sesuai dengan kepentingan nasional dan memberikan nilai kepada pembayar pajak.

"Sebagai hasil dari tinjauan itu, sesuai arah Presiden, kami akan mengalihkan sekitar USD25 juta yang semula direncanakan untuk Jaringan Rumah Sakit Yerusalem Timur," kata pejabat tersebut yang berbicara dalam kondisi anonim, seperti dikutip Reuters, Minggu (9/9/2018).
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5004 seconds (0.1#10.140)