Ahli Siber untuk Pendiri WikiLeaks Julian Assange Hilang Misterius

Senin, 03 September 2018 - 17:43 WIB
Ahli Siber untuk Pendiri WikiLeaks Julian Assange Hilang Misterius
Ahli Siber untuk Pendiri WikiLeaks Julian Assange Hilang Misterius
A A A
BODO - Arjen Khamphuis, ahli keamanan siber untuk Julian Assange sang pendiri WikiLeaks, hilang misterius sejak 20 Agustus 2018. Hilangnya ahli siber asal Belanda itu terjadi di tengah kekhawatiran akan keselamatan Assange yang akan mengakhiri "kurungan"-nya selama enam tahun di Kedutaan Ekuador di London.

Kamphuis hilang dua hari sebelum dia dijadwalkan terbang ke Amsterdam. Dia terarkhir terlihat di Kota Bodo, Norwegia utara, pada 20 Agustus 2018.

Polisi Norwegia telah membuka penyelidikan terhadap hilangnya Arjen Kamphuis.

Juru bicara kepolisian setempat, Tommy Bech, seperti dikutip AFP, Senin (3/9/2018), mengatakan bahwa para penyelidik tidak tahu keberadaan Kamphuis. Dia menolak untuk berspekulasi tentang apa yang mungkin terjadi pada warga Belanda yang hilang misterius tersebut.

Laporan hilangnya Kamphuis muncul setelah seorang wanita, yang mengaku sebagai sahabat terbaik dari pakar keamanan siber itu, men-tweet tentang kepergian Kamphuis pada hari Jumat. Menurutnya, ahli keamanan siber itu mengecek sebuah hotel di Bodo dan belum terdengar sejak saat itu.

Dia menambahkan bahwa Kamphuis harus terbang ke Amsterdam dari Trondheim, sebuah kota yang terletak lebih dari 700 kilometer di selatan Bodo.

"Kereta antara keduanya memakan waktu sekitar 10 jam," tulis WikiLeaks di Twitter, untuk menunjukkan bahwa Kamphuis menghilang entah di Bodo, Trondheim atau di kereta.

Arjen Kamphuis, 47, adalah pakar keamanan siber yang menulis buku "Information Security for Journalists". Buku itu merupakan panduan bagi para jurnalis yang berisi kiat-kiat menjaga pekerjaan mereka agar aman dari aksi spying atau mata-mata.

Hilangnya sang pakar keamanan siber itu memicu teori konspirasi yang telah menyebar di media sosial. Beberapa pihak menyatakan hilangnya Kamphuis ada hubungannya dengan dengan WikiLeaks.

Assange, jurnalis kelahiran Australia yang mendirikan WikiLeaks, telah menghabiskan enam tahun di pengasingan di Kedutaan Ekuador di London untuk menghindari ekstradisi ke Swedia atas tuduhan kekerasan seksual dan perkosaan. Dia merasa tuduhan itu bermotivasi politik, yakni karena tindakan WikiLeaks yang membocorkan banyak dokumen rahasia Amerika Serikat dan sekutunya, termasuk tentang perang di Afghanistan dan Irak.

AS sendiri berkepentingan untuk mengadili Assange di bawah Undang-Undang Spionase.

Otoritas Ekuador saat ini sedang dalam pembicaraan dengan pengacara Assange untuk membuat kesepakatan yang akan menjamin keamanannya. Ini terjadi setelah Presiden Ekuador Lenin Moreno bersikeras pada bulan Juli lalu, bahwa Assange harus meninggalkan kedutaan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5425 seconds (0.1#10.140)