Tetap Berzikir dan Membaca Talbiah di Tenda hingga Badai Reda

Selasa, 21 Agustus 2018 - 12:16 WIB
Tetap Berzikir dan Membaca Talbiah di Tenda hingga Badai Reda
Tetap Berzikir dan Membaca Talbiah di Tenda hingga Badai Reda
A A A
Angin kencang disertai hujan yang terjadi di Arafah pada Minggu (19/8) malam sempat membuat panik jamaah di tenda-tenda jamaah haji Indonesia.

Kendati demikian, pada Senin (20/8) pagi menjelang pelaksanaan wukuf, jamaah mengaku sudah tenang. Rustam, 65, menuturkan, begitu angin kencang dan hujan melanda, dia sempat keluar tenda untuk berlindung di bawah pohon. Namun seiring angin yang kian kencang, pohon tempatnya berlindung bergoyang hebat.

“Takut saya. Nanti kalau roboh bisa-bisa saya yang kena dam,” kata warga Samarinda itu saat ditemui di Maktab 21, Arafah. Jamaah yang telah berihram memang di larang mencabut tumbuh-tumbuhan.

Dia kemudian masuk lagi ke dalam tenda dan bergabung dengan jamaah lainnya. Di dalam tenda, kata Zainal Abi din, 40, jamaah yang setenda dengan Rustam, jamaah berzikir dan membaca talbiah.

“Kita baca keras-keras sampai akhirnya berhenti. Alhamdulillah, semua selamat,” kata dia. Khoeron, jamaah asal Ciputat, Tangerang Selatan, menuturkan bahwa saat angin bertiup, dirinya bersama jamaah lainnya sedang melaksanakan salat magrib berjamaah di dalam tendanya. Setelah melaksanakan salat magrib, situasi makin tidak menentu. Tiupan angin makin kuat.

Suara tenda yang beradu dengan baja ringan sebagai penopang tenda kian membuat jamaah panik. “Saya berusaha menenangkan jamaah karena dulu tahun 2015 juga terjadi badai gurun seperti ini, tapi tidak disertai hujan,” ujar Khoeron yang juga kepala subbagian layanan informasi publik Sekretariat Jenderal, Kementerian Agama ini.

Dibandingkan kejadian pada 2015, kata Khoeron, badai gurun yang terjadi Minggu (19/8) malam lalu lebih kuat dan lebih lama. “Badainya besar sekarang, dan lebih lama. Tapi dulu ada beberapa tenda jamaah yang roboh, kalau sekarang sepertinya tidak ada yang roboh karena kerangkanya sudah dibuat permanen,” katanya.

Angin kencang dan hujan yang melanda Arafah berhenti sekitar pukul 20.30 waktu setempat. Listrik yang sempat padam menyala lagi sekitar sejam setelah angin reda. Ada sejumlah tenda yang roboh, namun seluruhnya tenda logistik.

Kendati demikian, sejumlah jamaah dari kloter 79 Surabaya yang tinggal di Maktab 52 sempat dievakuasi sementara ke tenda kloter 53 Jakarta-Pondok Gede akibat tenda yang sempat miring. Kepala Satgas Arafah PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat menyatakan tidak ada korban jiwa akibat angin kencang semalam. Tenda-tenda yang roboh juga telah didirikan kembali.

“Alhamdulillah, tendatenda kita masih kuat,” kata dia kemarin pagi. Kemarin pagi, para jamaah sudah tampak beraktivitas menjelang wukuf. Sebagian mereka tampak menyantap sarapan, lainnya duduk-duduk di luar tenda. Sebagian lainnya menyibukkan diri dengan membaca Alquran dan berzikir.

Badan Meteorologi Arab Saudi mencatat kecepatan angin tersebut berkecepatan sekitar 37 kilometer per jam. Selain di Arafah, angin kencang dan hujan juga terjadi di wilayah Mekkah dan Mina. Badan Meteorologi juga memperkirakan kemungkinan terjadinya banjir di Mekkah. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, angin kencang juga sempat menunda dibagikannya katering pada jamaah.

“Jadi ini bukan karena kateringnya tidak ada, tapi dihentikan dulu karena cuaca,” kata Lukman. Lukman mengaku sempat menyaksikan ada tenda yang rubuh semalam. Kendati demikian, tidak ada jamaah di dalam tenda tersebut. “Tampaknya memang tenda itu bukan buat jamaah,” ujar pimpinan amirulhaj tersebut.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4108 seconds (0.1#10.140)