Mengenang Vajpayee, PM India 13 Hari, Tes Bom Nuklir 3 Kali

Jum'at, 17 Agustus 2018 - 12:04 WIB
Mengenang Vajpayee, PM India 13 Hari, Tes Bom Nuklir 3 Kali
Mengenang Vajpayee, PM India 13 Hari, Tes Bom Nuklir 3 Kali
A A A
NEW DELHI - Mantan Perdana Menteri (PM) India, Atal Bihari Vajpayee, 93, tutup usia hari Kamis kemarin. Dia pernah memimpin negara itu hanya 13 hari pada 1996, tahun di mana dia memerintahkan tes bom nuklir tapi tertunda karena usia pemerintahannya yang singkat.

Tapi, ketika jadi PM India untuk kedua kalinya pada Maret 1998, dia memerintahkan uji coba bom nuklir bawah tanah sebanyak tiga kali dan semuanya berhasil.

Uji coba pertama berlangsung pada 11 Mei 1998. Dua tes serupa berlangsung pada 13 Mei 1998. Setelah rangakain tes itu, India menyatakan diri sebagai negara bersenjata nuklir.

Keputusan untuk melakukan tes senjata pemusnah massal itu diambil oleh pendahulu Vajpayee, PV Narasimha Rao, tetapi tidak dapat dieksekusi karena dia kalah pemilu pada 1996. Dalam pemilu, BJP (Bharatiya Janata Party), di bawah kepemimpinan Atal Bihari Vajpayee, muncul sebagai partai tunggal terbesar.

Pada tahun 1996 itulah Vajpayee membentuk pemerintahan minoritas, yang usianya hanya 13 hari (dari 16 Mei 1996 hingga 1 Juni 1996). Pemerintahannya pupus karena gagal "floor test".

"Seandainya Vajpayee dikukuhkan sebagai Perdana Menteri pada 1996, dia akan memerintahkan tes pada saat itu karena negosiasi Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif bergerak maju," kata mantan diplomat India, Rakesh Sood, seperti dikutip NDTV, Jumat (17/8/2018).

Ambisi tes senjata nuklir Vajpayee terpenuhi ketika dia menjadi PM India untuk kedua kalinya pada Maret 1998. Namun, dia pula yang pada waktu itu mengumumkan moratorium pengujian senjata nuklir masa depan.

"Dia melakukannya (memerintahkan tes nuklir) secepatnya ketika dia kembali berkuasa (pada 1998). Dia yakin akan pentingnya (tes) dan juga bahwa India dapat mengatasi 'badai'. Kami beruntung dia memutuskan demikian, karena itu sudah sangat terlambat, dan tidak dapat ditunda lagi," kata Rajeshwari Pillai Rajagoplan, penanggung jawab inisiatif nuklir dan ruang angkasa di Observer Research Foundation.

Setelah tes senjata nuklir, Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, menjatuhkan sanksi terhadap India.

Vajpayee menghadapi tekanan internasional yang luar biasa selama waktu itu, tetapi memastikan bahwa para ilmuwan India memiliki kebebasan.

"Dia adalah seorang pemimpin yang sangat menentukan dan kuat. Dia akan menyatakan apa pun yang ingin dia katakan dengan sangat tegas. Dia tidak pernah membiarkan tekanan untuk merasuk," kata Anil Kakodkar, mantan direktur Bhabha Atomic Research Centre (BARC), kepada PTI.

BARC adalah salah satu lembaga utama di bawah Departemen Energi Atom (DAE) yang memanggul tanggung jawab melakukan tes senjata India.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4457 seconds (0.1#10.140)