Jenderal AS Bantah Perlakukan ISIS seperti Tamu Terhormat

Kamis, 09 Agustus 2018 - 06:19 WIB
Jenderal AS Bantah Perlakukan ISIS seperti Tamu Terhormat
Jenderal AS Bantah Perlakukan ISIS seperti Tamu Terhormat
A A A
WASHINGTON - Komandan Komando Pusat Amerika Serikat, Jenderal Joseph Votel, membantah laporan media bahwa ratusan militan ISIS yang menyerah di Afghanistan diperlakukan seperti "tamu terhormat". Dia menegaskan bahwa mereka adalah tawanan perang.

Seorang komandan kelompok Islamic State-Khorasan (ISIS-K) dan sekitar 250 anggotanya menyerah kepada pihak berwenang di Afghanistan utara pada pekan lalu. Menurut Votel, mereka telah dipindahkan ke fasilitas penahanan pemerintah dan akan diselidiki atas kejahatan perang.

Pernyataan Jenderal AS itu sebagai respons atas laporan New York Times yang menyebut ratusan anggota ISIS-K telah ditempatkan di rumah-rumah tamu di sebuah wilayah di Afghanistan. Menurut laporan itu, perlakuan layaknya "tamur terhormat" tersebut untuk melindungi mereka dari serangan kelompok Taliban. Laporan media AS itu juga menyebut bahwa para anggota ISIS-K diizinkan untuk memegang ponsel dan melakukan komunikasi.

"Pemerintah Afghanistan telah meyakinkan kami bahwa petempur ISIS-K ini akan diperlakukan sebagai tawanan perang," kata Votel, seperti dikutip NBC News, Kamis (9/8/2018).

Kendati demikian, Votel mengatakan bahwa pemerintah Afganistan mengakui pihaknya menangani situasi itu dengan cara yang lebih baik. Presiden Ashraf Ghani dan Kepala Eksekutif Abdullah Abdullah telah berjanji bahwa tahanan ISIS akan menghadapi proses pengadilan. Mereka dituduh melakukan eksekusi dan pemerkosaan terhadap warga Afghanistan.

Kelompok ISIS-K muncul di Afghanistan dan telah mengobarkan pertempuran melawan Taliban. Kelompok ISIS telah melancarkan serangan bom mematikan dalam upaya untuk menggagalkan strategi Presiden AS Donald Trump dalam mewujudkan perundingan damai di negara tersebut.

Votel menambahkan, strategi presiden Trump bertujuan untuk berdamai dengan Taliban. Namun, Pentagon tetap bertekad untuk melenyapkan anggota ISIS, yang telah berjarak dari Taliban.

"Kami telah membunuh banyak petempur ISIS-K tahun ini dan karena Anda mungkin ingat kami melanjutkan operasi kami terhadap mereka dan organisasi teroris lainnya seperti al-Qaeda selama gencatan senjata Idul Fitri belum lama ini antara pemerintah Afghanistan dan Taliban," imbuh Votel.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3880 seconds (0.1#10.140)