Iran Tolak Pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump

Rabu, 01 Agustus 2018 - 13:46 WIB
Iran Tolak Pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump
Iran Tolak Pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump
A A A
TEHERAN - Tawaran Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani ditolak mentah-mentah. Itu sebagai bentuk kemarahan Iran terhadap langkah Trump keluar dari kesepakatan multilateral nuklir dan akan memberlakukan sanksi ekonomi. AS menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dan siap memberlakukan sanksi internasional terhadap Teheran.

Namun, Trump mengungkapkan, dia ingin bertemu dengan Presiden Rouhani tanpa prasyarat untuk meningkatkan hubungan kedua negara. Pada saat bersamaan, Iran dan negara Eropa lainnya berusaha mencari jalan keluar di tengah upaya penarikan diri AS. ”

Jika Trump tidak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia dan tidak memberlakukan sanksi terhadap Iran, tidak masalah digelar negosiasi dengan AS,” kata Deputi Kepala Parlemen Iran Ali Motahari kepada kantor berita IRNA dilansir Reuters, kemarin. ”Tapi, negosiasi dengan AS hanya akan menjadi penghinaan saat ini,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Kepala Dewan Strategis untuk Hubungan Luar Negeri Kamal Kharazi. Dia mengungkapkan, tidak ada nilai tawaran pertemuan yang diajukan Trump untuk bertemu dengan Presiden Iran tanpa syarat. ”

Berdasarkan pengalaman buruk kita dalam negosiasi dengan AS dan berdasarkan pelanggaran pejabat AS atas komitmen mereka, sangat alamiah bahwa kita melihat tidak ada nilai dalam proposal yang diajukan Trump,” ujarnya kepada kantor berita Fars. Sementara itu, Presiden Rouhani belum berkomentar mengenai tawaran pertemuan dari Trump.

Hanya saja, Hamid Aboutalebi, penasihat Rouhani, meminta AS kembali pada kesepakatan nuklir Iran sebagai syarat utama bertemu dengan Presiden Iran. ”Menghormati hak bangsa Iran, mengurangi ketegangan, dan mengembalikan kesepakatan nuklir adalah langkah yang bisa diambil untuk perundingan Iran dan AS,” kata Aboutalebi.

Sedangkan Rouhani kemarin menyatakan penarikan AS dari perjanjian nuklir merupakan langkah ”ilegal”. ”Semuanya tergantung dengan Eropa untuk menyelamatkan kesepakatan bersejarah dengan Teheran,” ujarnya.

Hal itu disampaikan Rouhani saat bertemu dengan Duta Besar Inggris untuk Teheran Rob Macaire. ”Setelah penarikan diri ilegal AS dari kesepakatan nuklir, bola kini berada pada urusan Eropa,” kata Rouhani.

Dia mengungkapkan, Iran tidak ingin mencari ketegangan di kawasan dan tidak ingin mencari masalah di perairan global. ”Tapi, tidaklah mudah menyerahkan hak untuk ekspor minyak,” tuturnya.

Dari Washington, Trump mengatakan keinginan bertemu dengan Presiden Rouhani tanpa syarat saat menjawab pertanyaan dari jurnalis saat konferensi pers. ”Jika mereka ingin bertemu, kita akan bertemu,” katanya.

Menurut Trump, dirinya tidak mengetahui apakah mereka siap bertemu dengannya. ”Saya sudah menghentikan kesepakatan (nuklir) Iran. Itu kesepakatan mengerikan,” tuturnya.Dia mengungkapkan ”tidak ada prasyarat” untuk pertemuan dengan Iran.

Belum pernah ada Presiden AS bertemu pemimpin Iran sejak Washington memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran setelah revolusi 1979. Presiden Barack Obama memutuskan kebuntuan diplomasi dengan menelepon Rouhani pada 2013.

Gedung Putih mengklarifikasi bahwa keinginan Trump bertemu dengan Rouhani tidak mengubah niat Washington memberlakukan sanksi terhadap Teheran. Gedung Putih juga menyatakan tetap ingin mendesak Pemerintah Iran untuk berubah dalam kebijakan pengembangan nuklir dan misil.

Meskipun demikian, pernyataan Trump merepresentasikan melunaknya sikap dibandingkansepekanlalu. Dia pernah mengecam pernyataan Rouhani tentang kebijakan AS yang merugikan bisa memicu ”ibu dari semua perang”. ”Mengancam AS lagi atau kamu akan mengalami konsekuensi buruk sepanjang sejarah yang tidak pernah dialami sebelumnya,” kata Trump.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6691 seconds (0.1#10.140)