FSB Yakin Data Rudal Hipersonik Rusia Telah Bocor ke Barat

Sabtu, 21 Juli 2018 - 08:35 WIB
FSB Yakin Data Rudal Hipersonik Rusia Telah Bocor ke Barat
FSB Yakin Data Rudal Hipersonik Rusia Telah Bocor ke Barat
A A A
MOSKOW - Badan intelijen domestik Rusia atau FSB yakin bahwa data rahasia dari rudal hipersonik terbaru Moskow sudah bocor ke intelijen Barat. Mereka kini memburu para pembocor data rahasia yang diduga dari karyawan di industri rudal setempat.

Puluhan karyawan di industri rudal Rusia diselidiki secara dalam upaya intelijen Moskow untuk menemukan para pembocor data rahasia senjata hipersonik terbaru kepada Barat.

Mengutip sumber-sumber intelijen Rusia, surat kabar Kommersant menerbitkan berita bahwa seorang karyawan dengan izin rahasia tertinggi diduga sudah membocorkan data.

Jumat pagi kemarin, FSB menggeledah kantor TSNIIMASH (Institut Pusat Penelitian Mesin) dan United Rocket and Space Corporation (URSC). Kedua lembaga itu bagian dari Badan Antariksa Rusia, Roscosmos, yang terlibat dalam pengembangan proyek senjata hipersonik.Baca Juga: Rusia Takut Rahasa Rudal Hipersoniknya Bocor ke Barat
Laporan surat kabar itu menyatakan, operasi FSB dilakukan sebagai bagian dari penyelidikan baru-baru ini terhadap bocornya file-file rahasia ke dinas intelijen asing.

FSB secara khusus menargetkan kepala fasilitas penelitian URSC, Dmitry Paison, dan melakukan perburuan lain di kantornya.

Seorang sumber yang mengetahui penyelidikan FSB mengatakan kepada Kommersant, "Telah ditetapkan bahwa kebocoran itu berasal dari karyawan TSNIIMASH yang berhubungan dengan Paison".

Sumber itu menggambarkan penyelidikan FSB kali ini sebagai penyelidikan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Banyak kepala yang akan bergulir, itu tidak akan terbatas pada orang-orang yang dipecat," kata sumber tersebut.

Pihak Roscosmos menegaskan bahwa perburuan FSB terhadap para pembocor data rahasia memang terjadi. "Divisi keamanan kami untuk menawarkan dukungan maksimal untuk penyelidikan," kata Dmitry Rogozin, kepala perusahaan tersebut, yang dilansir Russia Today, Sabtu (21/7/2018).

Senjata hipersonik Rusia pertama kali terungkap setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkannya dalam pidato kenegaraan di hadapan parlemen bulan Maret lalu. Senjata hipersonik itu diklaim Putin akan memberi Rusia alat pencegah yang tak tertandingi di masa depan.

Salah satu senjata itu adalah rudal hipersonik Kinzhal (belati) yang diklaim mampu melakukan perjalanan 10 kali lebih cepat daripada kecepatan suara.

Senjata lain adalah peluncur hipersonik Avangard, yang saat ini masih sedang diuji oleh militer.

Kementerian Pertahanan Rusia baru-baru ini merilis rekaman uji coba Kinzhal dan Avangard. Kinzhal telah diluncurkan beberapa kali oleh skuadron angkatan udara yang telah menerbangkan lebih dari 350 misi.

Laporan tentang senjata hipersonik Rusia mulai muncul di media Barat awal tahun ini. Pada bulan Mei, CNBC mengutip sumber yang mengetahui laporan intelijen AS yang mengklaim militer Rusia berhasil menguji senjata hipersonik dua kali pada tahun 2016.Bagian dari berita itu menyatakan tes ketiga dari senjata itu dilakukan pada bulan Oktober 2017, tetapi diduga gagal ketika perangkat jatuh beberapa detik sebelum mencapai targetnya.

Pada bulan Juli, CNBC merilis laporan serupa sama dengan mengutip sumber intelijen AS. Rudal hipersonik Rusia disebut akan siap untuk pertempuran pada 2020 dan AS tidak dapat bertahan untuk melawannya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4998 seconds (0.1#10.140)