Peretas Curi 1,5 Juta Data Pribadi Pasien, Termasuk PM Singapura

Sabtu, 21 Juli 2018 - 04:29 WIB
Peretas Curi 1,5 Juta Data Pribadi Pasien, Termasuk PM Singapura
Peretas Curi 1,5 Juta Data Pribadi Pasien, Termasuk PM Singapura
A A A
SINGAPURA - SingHealth, kelompok lembaga kesehatan terbesar di negara itu, telah mengalami serangan siber terbesar di mana 1,5 juta data pribadi pasien telah dicuri. Hal itu dikatakan oleh Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Long dalam sebuah postingannya.

Lee mengatakan 160 ribu dari 1,5 juta pasien juga memiliki data pengobatan rawat jalan yang membahayakan.

"Saya pribadi terpengaruh (serangan siber), dan tidak hanya kebetulan. Para penyerang menargetkan data obat saya sendiri, secara khusus dan berulang-ulang," tambahnya seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (21/7/2018).

Lee mengatakan para peretas akan kecewa jika mereka berharap menemukan rahasia negara yang gelap atau sesuatu untuk mempermalukannya. Pasalnya data pengobatannya bukanlah sesuatu yang biasanya dia katakan pada orang-orang, tetapi tidak ada yang mengkhawatirkan di dalamnya.

Lee mengatakan keamanan dan kerahasiaan informasi pasien adalah prioritas utama, dan ia telah memerintahkan Badan Keamanan Siber ​​Singapura dan Intelijen Negara serta Kelompok Digital Pemerintah untuk bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan guna memperketat pertahanan dan proses mereka di seluruh jaringan.

"Kami mengadakan Komite Penyelidikan untuk melihat secara menyeluruh insiden ini," ujar Lee.

"Ini pasti akan memiliki kesimpulan dan rekomendasi yang berharga, yang akan membantu kami melakukan yang lebih baik," imbuhnya.

Sebelumnya pada hari Jumat, Departemen Kesehatan mengumumkan bahwa sekitar 1,5 juta pasien yang mengunjungi klinik rawat jalan spesialis dan poliklinik SingHealth dari 1 Mei 2015 hingga 4 Juli 2018 memiliki data pribadi non-medis yang secara ilegal diakses dan disalin. Data yang diambil meliputi nama, nomor NRIC, alamat, jenis kelamin, ras dan tanggal lahir.

Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan telah mengarahkan Sistem Informasi Kesehatan Terpadu untuk melakukan tinjauan menyeluruh terhadap sistem perawatan kesehatan publik, dengan dukungan dari para ahli pihak ketiga, untuk meningkatkan pencegahan, deteksi dan respon terhadap ancaman dunia maya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3878 seconds (0.1#10.140)