Taliban Afghanistan Klaim Lakukan Pembicaraan dengan AS

Sabtu, 21 Juli 2018 - 00:20 WIB
Taliban Afghanistan Klaim Lakukan Pembicaraan dengan AS
Taliban Afghanistan Klaim Lakukan Pembicaraan dengan AS
A A A
PESHAWAR - Para pejabat Amerika Serikat (AS) bertemu dengan mantan anggota Taliban di tengah upaya intens untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika. Hal itu diungkapkan oleh tiga komandan kelompok militan tersebut.

Menurut sumber Taliban, pembicaraan dengan para pejabat AS telah terjadi di Afghanistan, Qatar, Uni Emirat Arab.

Seorang perunding mengatakan delegasi Taliban telah bergabung dengan tidak pernah lebih dari lima orang Amerika dalam serangkaian pertemuan di suite hotel di Doha, Qatar.

Para peserta pertemuan Doha mengatakan pertemuan itu sangat ramah dengan teh dan kue disajikan. Negosiator mengatakan keamanan sangat ketat di dalam dan di luar, dengan staf hotel tidak diizinkan masuk.

Di tengah kekhawatiran tentang keselamatan mereka sendiri, para utusan Taliban mengambil langkah-langkah untuk tidak diidentifikasi oleh dinas intelijen Rusia, Cina, dan negara-negara Arab.

"Kami tidak pergi ke hotel bersama," kata negosiator itu seperti dikutip dari NBC News, Sabtu (21/7/2018).

"Kami tidak pernah pergi ke tempat pertemuan lebih dulu. Begitu mereka (Amerika) mencapai tempat pertemuan, lalu kami pergi ke sana satu demi satu. Kami menggunakan lift untuk beberapa lantai dan kemudian naik tangga sebagai pertimbangan keamanan," imbuhnya.

Sumber itu mengatakan hotel dipilih karena para pejabat Taliban dan AS awalnya tidak percaya satu sama lain.

Sementara itu seorang komandan Taliban mengatakan dalam sebuah wawancara dari Afghanistan bahwa pertemuan lain terjadi awal bulan ini di Uni Emirat Arab (UEA).

"Orang Amerika bertemu dengan mantan anggota kami di UEA dan Kabul," katanya.

"Mantan Taliban itu kemudian menyampaikan kepada kami pesan mereka dari pembicaraan dengan banyak pilihan," imbuhnya.

"Pejabat AS mengambil minat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam proses perdamaian dalam beberapa bulan terakhir," ucap komandan itu.

Taliban mengandalkan jaringan mantan komandan dan pemimpin politik sebagai lawan bicara dan negosiator. Beberapa diantaranya pernah dipenjara oleh AS atau Afghanistan dan tidak lagi berperan aktif. Mereka sekarang tinggal di seluruh wilayah dan bekerja di ladang seperti pasar madu internasional dan perdagangan karpet.

NBC News tidak bisa mengkonfirmasi kebenaran informasi ini.

Taliban sendiri secara resmi membantah pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan AS atau pemerintah Presiden Ashraf Ghani di Kabul.

Sementara itu juru bicara Departemen Luar Negeri AS sendiri tidak mengkonfirmas telah terjadi pertemuan. Namun ia mengatakan pemerintah Trump ingin menyelesaikan konflik di Afghanistan.

"Amerika Serikat sedang menjajaki semua jalan untuk memajukan proses perdamaian dalam konsultasi erat dengan pemerintah Afghanistan," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan.

Mereka menambahkan bahwa perundingan mengenai masa depan politik Afghanistan akan menjadi antara Taliban dan pemerintah Afganistan - sebuah pengulangan kebijakan resmi AS untuk mendorong Kabul untuk memimpin pembicaraan.

Hal yang sama di suarakan seorang juru bicara Departemen Pertahanan AS. Ia mengatakan bahwa pihaknya tetap siap untuk mendukung dan memfasilitasi proses perdamaian yang dipimpin oleh Afghanistan, yang dikuasai oleh pemerintah Afghanistan.

"Militer AS melakukan operasi militer dan berada dalam kapasitas penasihat, bukan kapasitas diplomatik," tambah mereka, merujuk pertanyaan tentang negosiasi ke Departemen Luar Negeri.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4090 seconds (0.1#10.140)