Pemberontak Suriah Digempur Rezim Assad, AS Ogah Bantu

Minggu, 24 Juni 2018 - 19:27 WIB
Pemberontak Suriah Digempur Rezim Assad, AS Ogah Bantu
Pemberontak Suriah Digempur Rezim Assad, AS Ogah Bantu
A A A
DAMASKUS - Amerika Serikat (AS) telah mengatakan kepada faksi-faksi pejuang Suriah bahwa Washington tidak akan ikut campur tangan di barat daya Suriah. Saat ini, pejuang Suriah telah digempur oleh pasukan pemerintah yang dibantu oleh Rusia untuk merebut kembali wilayah di perbatasan Yordania dan Dataran Tinggi Golan.

"Anda tidak harus mendasarkan keputusan Anda pada asumsi atau harapa intervensi militer oleh kami," bunyi pesan yang dikirim Washington kepada kepala kelompok Tentara Pembebasan Suriah (FSA) seperti dilansir dari Reuters, Minggu (24/6/2018).

AS sebelumnya telah memperingatkan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutu Rusianya bahwa pelanggaran zona "eskalasi" yang disepakati oleh Washington dan Moskow tahun lalu akan berakibat serius dan menjanjikan langkah-langkah tegas dan tepat.Baca Juga: Assad Serang Zona Gencatan Senjata, AS Peringatkan Rusia
Pesan AS juga mengatakan kepada para pemberontak bahwa nasib mereka diserahkan kepada mereka sendiri untuk mengambil keputusan yang tepat tentang bagaimana menghadapi kampanye militer tentara Suriah berdasarkan apa yang mereka lihat terbaik untuk diri mereka sendiri dan orang-orang mereka.
"Kami di pemerintah Amerika Serikat memahami kondisi sulit yang Anda hadapi dan masih menyarankan Rusia dan rezim Suriah untuk tidak melakukan tindakan militer yang melanggar zona itu," bunyi pesan itu lagi.

Amerika Serikat telah mendukung faksi mainstream FSA yang moderat dengan senjata bernilai jutaan dolar. AS juga membayar gaji bulanan kepada ribuan pemberontak selama perang tujuh tahun di bawah program bantuan militer yang dijalankan oleh Central Intelligence Agency (CIA).

Namun para analis yakin bantuan itu menurun setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan tahun lalu untuk menutup program tersebut.

Pada Sabtu malam, jet-jet Rusia menggempur sebuah kota yang dikuasai oposisi di Suriah barat daya, kata sumber-sumber oposisi. Itu adalah serangan perlindungan udara pertama yang dilakukan oleh Moskow untuk serangan tentara Suriah yang semakin meluas.

Sejak dimulainya ofensif pekan lalu, pemerintah Suriah kebanyakan menggunakan artileri dan roket. Pesawat-pesawat tempur Rusia yang sangat penting bagi pemulihan wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak lainnya jelas-jelas tidak ada.

Kawasan barat daya menjadi perhatian strategis bagi Israel yang bersekutu dengan AS, yang tahun ini meningkatkan serangan terhadap milisi dukungan Iran yang bersekutu dengan Assad.

Sekutu AS yang lain, Yordania, yang khawatir dengan eskalasi itu, mengatakan bahwa mereka terlibat dalam diplomasi intensif dengan Washington dan Moskow untuk mempertahankan zona itu dan mencegah konfrontasi yang lebih luas.

Hilangnya Suriah selatan yang dipegang kelompok oposisi akan menjadi pukulan besar bagi pemberontak.

Kota Deraa di sebelah barat daya dipandang oleh oposisi sebagai tempat lahirnya pemberontakan tahun 2011 yang dimulai sebagai gerakan protes damai terhadap pemerintahan otoriter Assad. Namun, kemudian menyebar ke seluruh negeri dan berubah menjadi perang saudara.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3272 seconds (0.1#10.140)