Korut-Korsel Bahas Pertemuan Reuni Keluarga

Jum'at, 22 Juni 2018 - 16:50 WIB
Korut-Korsel Bahas Pertemuan Reuni Keluarga
Korut-Korsel Bahas Pertemuan Reuni Keluarga
A A A
SEOUL - Delegasi dari Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) bertemu pada Jumat (22/6/2018) untuk pembicaraan mengatur reuni pertama keluarga yang dipisahkan oleh Perang Korea. Reuni pertama dalam tiga tahun terakhir ini di mana lembaga Palang Merah membuka jalan agar terlaksana.

Upaya ini merupakan salah satu langkah yang dijanjikan oleh pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel, Moon Jae-in untuk meningkatkan hubungan yang memburuk atas program nuklir dan rudal Pyongyang.

Pertemuan di sebuah hotel di tujuan wisata Korut, Gunung Kumgang, terjadi setelah kedua pihak pada bulan April sepakat untuk menggelar reuni guna menandai hari libur nasional pada bulan Agustus.

"Kami harus melakukan upaya aktif untuk hasil yang baik hari ini dengan mempercayai dan saling memperhatikan," kata pemimpin delegasi Korut, Pak Yong-il, seperti dikutip dari Reuters.

“Kita juga harus berpisah dengan masa lalu dan turun di jalan yang telah ditempa para pemimpin kita,” tambah Pak, Wakil kepala badan Korut untuk mempromosikan reunifikasi, Komite untuk Reunifikasi Damai Tanah Air.

Pejabat Korsel telah menyerukan kunjungan antara keluarga terpisah untuk kelanjutan dari acara reuni ini. Seoul menganggap ini sebagai masalah kemanusiaan dan hak asasi manusia, terutama karena banyak dari mereka sekarang berusia 80 tahun.

Kegiatan reuni sebelumnya, beberapa disiarkan di televisi, banjir air mata dengan pertemuan tatap muka berakhir dengan perpisahan yang menyakitkan. Reuni terakhir diadakan pada tahun 2015.

Korsel juga berusaha untuk melanjutkan acara ini dengan konferensi video dan pengiriman surat antar keluarga yang dipisahkan oleh perbatasan.

"Sejak tahun 2000, sekitar 23.676 orang Korea yang terpisah, dari Korut dan Korsel, telah bertemu atau berinteraksi melalui videolink sebagai bagian dari program," kata thinktank dari Institut Penelitian Hyundai.

"Pada bulan Maret, 56 persen dari 131.531 pelamar dari Korea Selatan untuk reuni telah meninggal," tambahnya.

Tidak diketahui apakah Pyongyang telah mencabut syarat yang sebelumnya ditetapkan untuk melanjutkan reuni. Sebelumnya Pyongyang meminta Seoul mengembalikan 12 wanita yang bekerja di sebuah restoran yang dikelola Korut di China dan membelot ke Korsel pada tahun 2016.

Beberapa wanita pada bulan Mei mengatakan mereka dipaksa pergi, sementara para pejabat Korsel mengatakan mereka mencoba memverifikasi identitas mereka.

Baru-baru ini organisasi Palang Merah Korut pada bulan Mei mendesak Korsel untuk mengembalikan para wanita "tanpa penundaan".

Perwakilan Korsel dalam pembicaraan dengan Palang Merah telah berangkat pada Kamis kemarin ke kota perbatasan timur Goseong di Korsel dan berangkat ke tempat pertemuan di Korut pada Jumat pagi.

"Kami akan berdiskusi baik mengenai masalah kemanusiaan dengan Korea Utara dan bagaimana kami akan meredakan rasa sakit dari 57.000 anggota keluarga yang terpisah," kata Park Kyung-seo, presiden Palang Merah Korea di Seoul yang mengepalai delegasi Korsel.

Hubungan kedua Korea telah menghangat karena hubungan antara Korut dan Amerika Serikat (AS) telah membaik setelah Kim Jong-un bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura pekan lalu dalam pertemuan pertama kedua negara itu.

Perang Korea 1950-53 diakhiri hanya dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, meninggalkan para tentara secara teknis masih berperang.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3820 seconds (0.1#10.140)