Horor Penjara UEA di Yaman: Tahanan Diperkosa hingga Setrum Kemaluan

Kamis, 21 Juni 2018 - 11:53 WIB
Horor Penjara UEA di Yaman: Tahanan Diperkosa hingga Setrum Kemaluan
Horor Penjara UEA di Yaman: Tahanan Diperkosa hingga Setrum Kemaluan
A A A
SANAA - Berbagai metode penyiksaan dan pelecehan seksual yang mengerikan telah digunakan terhadap para tahanan di penjara Yaman yang dikelola Uni Emirat Arab (UEA). Para sipir Yaman yang bekerja di bawah arahan petugas UEA terlibat dalam penyiksaan itu.

Beberapa saksi mengatakan, sebagian sipir memerkosa tahanan dan sipir lain merekam metode penyiksaan. Para petugas tersebut juga ada yang menyetrum organ kemaluan tahanan dan ada pula yang menggantung batu di organ kemaluan tahanan.

"Mereka menelanjangi Anda, lalu mengikat tangan Anda ke tiang baja dari kanan dan kiri sehingga Anda terbuka lebar di depan mereka. Kemudian memulai sodomi," kata seorang saksi, yang merupakan ayah dari empat anak.

Dari dalam penjara di Aden, para tahanan menyelundupkan surat dan gambar kepada Associated Press (AP) tentang pelecehan seksual. Gambar-gambar dibuat dengan pena tinta biru.

Sang seniman mengatakan kepada AP bahwa dia ditahan tahun lalu dan telah berada di tiga penjara berbeda.

“Mereka menyiksa saya tanpa menuduh saya apa pun. Kadang-kadang saya berharap mereka akan memberi saya ganti rugi sehingga saya dapat mengakhiri rasa sakit ini," katanya.

"Hal terburuk tentang itu adalah bahwa saya mengharapkan kematian setiap hari dan saya tidak dapat menemukannya."

Pemberi informasi itu berbicara dengan syarat anonim karena takut menjadi korban penyalahgunaan lebih lanjut.

Gambar-gambar yang diselundupkan menunjukkan seorang pria digantung dalam kondisi telanjang dengan rantai. Pria itu lantas disengat listrik. Ada juga gambar seorang tahanan di lantai dikelilingi oleh anjing-anjing yang marah, serta gambar grafik tentang pemerkosaan anal.

"Telanjang setelah dipukul," bunyi sebuah kalimat yang aslinya berbahasa Arab sebagai keterangan dari gambar penyikasaan.

"Ini adalah bagaimana mereka mencari para tahanan," bunyi keterangan pada gambar yang lain.

Menurut laporan AP, ada 15 petugas yang tiba di penjara di Yaman selatan menyembunyikan wajah mereka di belakang penutup kepala, tetapi aksen mereka jelas asing, yakni dari Uni Emirat Arab.

Belasan petugas itu berbaris di dekat para tahanan serta memerintahkan para tahanan itu untuk menanggalkan pakaian dan berbaring. Para petugas kemudian mencari rongga dubur masing-masing tahanan, dengan klaim mencari ponsel selundupan.

Orang-orang yang disiksa itu berteriak dan menangis. Mereka yang melawan diancam dengan gonggongan anjing dan dipukuli hingga berdarah.

Tujuh saksi yang diwawancarai AP mengatakan, ratusan tahanan mengalami pelecehan seksual serupa pada 10 Maret di penjara Beir Ahmed di kota selatan Aden.

Uni Emirat Arab adalah sekutu utama Amerika Serikat di Timur Tengah dan sekutu Arab Saudi dalam Perang Yaman. Perang itu dimulai pada tahun 2015, setelah pemberontak Houthi mengambil alih sebagian besar wilayah utara Yaman.

Sejumlah tahanan mengatakan bahwa mereka tidak tahu apakah petugas Amerika Serikat terlibat langsung dalam pelecehan seksual itu atau tidak.

"Orang Amerika menggunakan Emirat sebagai sarung tangan untuk melakukan pekerjaan kotor mereka," kata seorang pejabat senior keamanan di Penjara Riyan di kota Mukalla.

Pejabat yang juga ayah empat anak itu mengatakan, kadang-kadang jeritan akibat pemukulan itu begitu kuat sehingga dia bisa merasakan goyangan di penjara. "Ini di luar imajinasi," katanya.

Seorang mantan kepala keamanan yang terlibat dalam penyiksaan tahanan mengatakan kepada AP bahwa pemerkosaan digunakan sebagai cara untuk memaksa tahanan agar bekerja sama dengan Emirat dalam memata-matai musuh.

"Dalam beberapa kasus, mereka memerkosa tahanan, memfilmkannya saat memerkosa, menggunakannya sebagai cara untuk memaksanya bekerja untuk mereka," katanya.

Amnesty International juga mengaku ikut mendokumentasikan pelanggaran serius secara sistematis di penjara yang dijalankan UEA di Yaman.

Menanggapi laporan AP, Amnesty mengatakan bahwa para pejabat Amerika Serikat secara mengejutkan terus menghentikan tuduhan yang kredibel ini.

Seorang pria setengah baya mengaku telah dipenjara sejak 2016, dan telah dipindahkan ke jaringan penjara rahasia beberapa kali. Dia mengatakan telah diinterogasi 21 kali, di mana dia disiksa dengan listrik, dipukul, dirantai, hingga diserang anjing ketika matanya ditutup.

"Mereka memukuli saya dengan kabel listrik, dengan baja, sengatan listrik, atau mereka menanggalkan pakaian kecuali pakaian dalam dan menginjak tubuh saya dan wajah dengan sepatu bot mereka. Para prajurit akan menggendong Anda di udara dan menjatuhkan Anda ke tanah," katanya.

AP sebelumnya mengonfirmasi ada 18 tempat penahanan. Namun, pria itu menyebutkan 21 penjara, termasuk 13 penjara dan 8 kamp militer. Para tahanan yang mengalami pelecehan seksual pada bulan Maret telah mencoba melawan kembali. Mereka telah mengatur tiga aksi mogok makan untuk memprotes perlakuan petugas terhadap mereka.

Kontrol UEA atas Yaman selatan, khususnya penjara, telah membuat banyak warga Yaman khawatir bahwa warga sipil yang tidak bersalah akan terdorong ke pelukan kelompok ekstremis.

"Di penjara, mereka melakukan kejahatan paling brutal," kata seorang komandan Yaman yang saat ini berada di Riyadh. "Bergabung dengan ISIS dan al-Qaeda menjadi cara untuk membalas dendam atas semua pelanggaran seksual dan sodomi. Dari sini, penjara, mereka memproduksi ISIS."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4155 seconds (0.1#10.140)