Gencatan Senjata Idul Fitri, Taliban Masuki Ibu Kota Afghanistan

Sabtu, 16 Juni 2018 - 18:42 WIB
Gencatan Senjata Idul Fitri, Taliban Masuki Ibu Kota Afghanistan
Gencatan Senjata Idul Fitri, Taliban Masuki Ibu Kota Afghanistan
A A A
KABUL - Pihak kepolisian mengatakan puluhan gerilyawan Taliban yang tidak bersenjata memasuki Ibu Kota Afghanistan pada hari Sabtu (16/6/2018) untuk merayakan gencatan senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menandai akhir dari bulan puasa Ramadhan. Di sejumlah tempat, para tentara dan militan saling berpelukan dan selfie.

Taliban mengumumkan gencatan senjata tiga hari selama liburan Idul Fitri, yang dimulai pada hari Jumat, kecuali terhadap pasukan asing. Pengumuman itu tumpang tindih dengan gencatan senjata pemerintah Afghanistan yang berlangsung hingga Rabu.

Taliban memasuki Kabul melalui gerbang di selatan dan tenggara.

"Mereka tidak bersenjata ketika mereka menyerahkan senjata mereka di pintu masuk," kata juru bicara polisi Kabul Hashmat Stanekzai kepada Reuters. "Senjata mereka akan dikembalikan ketika mereka pergi," katanya.

Video dan gambar-gambar di situs-situs berita menunjukkan tentara yang ceria dan Taliban saling berpelukan dan bertukar salam perpisahan di provinsi Logar, selatan Kabul, dan Zabul di Maidan Wardak selatan dan tengah. Beberapa orang menari dan bertepuk tangan saat penonton mengambil foto dengan ponsel cerdas mereka.

Channel 1 TV men-tweet gambar seorang Taliban yang melambai-lambaikan bendera kelompok itu dari sebuah jembatan Kabul.

Wakil Menteri Dalam Negeri Afganistan Masood Azizi mengatakan gencatan senjata sedang dipantau di seluruh negeri.

"Untungnya tidak ada serangan," katanya kepada Reuters.

Para Gubernur di Helmand, Kandahar dan Zabul mengatakan kedua pihak telah mematuhi gencatan senjata dan tidak ada laporan kekerasan selama 24 jam.

Anggota kelompok hak asasi manusia mengadakan pertemuan singkat antara pasukan Afghanistan dan gerilyawan Taliban di ibu kota Helmand, Laskargah, di mana Taliban telah mengirimkan serangkaian serangan ke pasukan pemerintah tahun ini.

Pria dan wanita berkumpul di sekitar tentara dan pejuang Taliban dan mendesak mereka untuk tetap menyarungkan senjata mereka sebelum mereka berpelukan satu sama lain.

“Itu adalah Idul Fitri yang paling damai. Untuk pertama kalinya kami merasa aman. Sulit menggambarkan kegembiraan,” kata Qais Liwal, seorang siswa di Zabul.

Alun-alun utama kota Kunduz, Ibu Kota provinsi dengan nama yang sama yang telah menyaksikan serangkaian bentrokan berdarah, berubah menjadi tempat pertemuan yang ramah.

Residen Mohammad Amir mengatakan bahwa adik laki-lakinya telah mengatakan kepadanya bahwa Taliban dengan santai memasuki kota.

"Saya tidak bisa mempercayai mata saya," katanya kepada Reuters. "Saya melihat Taliban dan polisi berdiri berdampingan dan mengambil foto selfie," imbuhnya.

Foto-foto di situs-situs berita menunjukkan polisi bersenjata berdiri di antrean di sudut jalan yang memeluk pejuang Taliban satu demi satu.

Sebuah video menunjukkan kerumunan besar orang yang berteriak dan bersiul ketika mereka menyambut Taliban. Di beberapa distrik di kota timur Jalalabad, warga sipil menawarkan buah kering, permen tradisional dan es krim kepada militan Taliban.

Seorang wartawan Reuters di Jalalabad melihat lebih dari selusin gerilyawan Taliban menikmati makanan mereka dan bermain dengan anak-anak.

Presiden Ashraf Ghani pada hari Jumat menyatakan harapan bahwa gencatan senjata akan membuat jalan untuk penghentian yang lebih panjang dalam pertempuran dan menyerukan Taliban untuk datang ke meja perundingan.

Gencatan senjata itu bertepatan dengan dimulainya Piala Dunia, pertandingan uji coba pertandingan kriket melawan India, dan harapan untuk pemilihan umum di akhir tahun serta perdamaian yang berlangsung lebih lama dari hanya beberapa hari setelah berbulan-bulan keamanan memburuk, terutama di Ibu Kota, Kabul.

Taliban memerangi pasukan NATO yang dipimpin Amerika Seriat (AS), tergabung dalam misi Dukungan Tetap, dan pemerintah yang didukung AS untuk memulihkan syariah, atau hukum Islam, setelah kekalahan mereka oleh pasukan pimpinan AS pada tahun 2001.

Pasukah misi gabungan mengatakan, pihaknya berharap bahwa Taliban tetap menghormati gencatan senjata mereka

"Dan kami berharap jeda itu mengarah ke dialog dan kemajuan dalam rekonsiliasi," kata misi gabungan tersebut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3744 seconds (0.1#10.140)